Jumat, 05 Oktober 2012

Pengajar adalah Panutan

“Dasem atos iku” yang berarti “Kepalamu keras itu” ucapnya. “Wah.... parah...” gumamku. Guru, Dosen, dan pengajar sangat mempengaruhi anak didiknya. Apa yang terjadi jika pengajar berucap kasar? Jujur, kalau saya pribadi sebagai seorang pelajar, yang masih belajar pada orang- orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan, saya sangat merasa risih dan paling tidak suka jika pengajarku berucap kasar. “Dasem atos iku”. Ini adalah ucap salah satu dosenku di IAIN Sunan Ampel Surabaya ini. ketika itu beliau menjelaskan haramnya mengucapkan atau menganggap saudara, antara orang muslim dengan orang- orang selain Islam. Beliau memberikan sebuah contoh dalam hal ini. “Seperti yang menjadi Bupati, Presiden, dan pejabat- pejabat yang lain berkata, ‘Saudara- saudaraku sebangsa dan setanah air,...’ bagaimana itu kok saudara? Padahal kan bukan semua orang Indonesia itu beragama Islam, ada yang beragama Kristen dan lain- lain. Kok saudara? Gak boleh seperti itu, gak boleh menganggap saudara!!!” ucapnya. “Saudara dasem atos iku” tambahnya. Disini saya tidak ingin mempermasalahkan benar atau tidaknya yang telah dikatakan oleh beliau tentang haramnya menganggap saudara seluruh orang atau penduduk Indonesia, namun yang saya risihkan adalah kata- kata beliau yang berucap tidak sopan, apalagi didepan mahasiswanya. Otomatis spontan hatiku tak enak dan semangat belajar dan perhatianku pada apa yang diterangkan hari itu sangatlah kendor. Karea menurutku pengajar seharusnya memberikan contoh yang lebih baik. Baik dalam perbuatan, maupun ucapannya. Jangan sampai berlaku atau berucap kotor dihadapan para murid atau pelajar yang belajar padanya. 2 Oktober 2012