Senin, 21 November 2011

Hijrah Nabi

HIJRAH NABI
Berawal dari kematian Muth’im, pelindung Nabi, memudahkan orang Quraisy untuk berusaha membunuh Nabi. Abu Jahl membuat strategi baru. Ia menyuruh setiap kabilah menyetorkan seorang pemuda yang kuat, dapat diandalkan dan mampu berkomunikasi dengan baik. Pada waktu yang ditentukan, para pemuda tersebut harus bersama-sama menyerang Nabi Muhammad. Masing-masing harus melancarkan pukulan hingga darahnya terkena pada semua kabilah.
Jibril datang kepada Nabi dan memberi tahu apa yang harus ia lakukan. Waktu telah sore, Nabi langsung pergi ke rumah Abu Bakr, waktu kunjungan yang tidak seperti biasanya. Melihat kedatangan Nabi pada saat itu, Abu Bakr langsung mengerti bahwa sesuatu yang penting telah terjadi. ‘Aisyah dan Asma’ sedang bersama ayahnya ketika Nabi datang. “Allag telah mengizinkan aku untuk meninggalkan kota ini dan berhijrah”. Kata Beliau. “ Bersama denganku?” tanya Abu Bakr. “Ya, bersamamu”. Kata Nabi. ‘Aisyah pada saat itu berusia tujuh tahun. Setelah mereka selesai membuat rencana, Nbai kembali kerumahnyadan memberi tahu Ali tentang keberangkatannya ke Yatsrib. Beliau menyuruh Ali untuk tetap tinggal di Mekkah sampai semua barang-barang yang dititipkan dirumahnya selesai dikembalikan dan menjaga keamanan bagi pemiliknya. Nabi senantiasa dikenal al Amin, sehingga masih banyak di percaya orang-orang kafir untuk menjaga harta benda mereka. Dia juga memberi tahu Ali bahwa Jiblil telah memberi tahunya tentang Quraisy yang akan menyerangnya.
Para pemuda yang dipilih untuk membunuh Nabi telah sepakat untuk bertemu diluar gerbang rumah Nabi saat malam tiba, namun ketika mereka sedang menunggu sampai jumlah mereka lengkap, mereka mendengar suara seorang wanita dari dalam rumah, suara Sawdah, Umm Kultsum, Fathimah, dan Umm Ayman. Hal itu membuat mereka berfikir ulang. Di antara mereka mengingatkan bahwa mereka memanjat dinding dan menerobos rumah,maka nama mereka akan tercemar karena melanggar privasi kaum wanita. Oleh karena itu mereka harus menunggu sampai korban keluar, seperti biasanya Nabi akan keluar waktu subuh dan sebelumnya.
Nabi dan Ali segera mengetahui kehadiran mereka. Nabi mengambil selimut yang biasa beliau gunakan untuk tidur dan memberikannya kepada Ali. “Tidurlah engkau ditempat tidurku! Selimuti dirimu dengan selimut Hadramiku ini! Tidurlah disana, karena mereka tidak akan mencelakakanmu”. Kemudian beliau mulai membacakan surat yang diberi nama kalimat pembukanya “Yasiin”. Ketika sampai pada kalimat “Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding pula, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat”. Beliau keluar dari rumah. Allah menutup penglihatan mereka sehingga tidak dapat melihatnya. Beliau pun berlalu dihadapan mereka dan pergi.
Di tengah perjalanan Nabi berpapasan dengan seseorang yang ternyata mengenalinya. Setelah orang itu tiba di dekat rumah Nabi dan melihat sekelompok pemuda digerbangnya, ia berseru kepada mereka bahwa Muhammad yang mereka cari tidak ada disana dan baru saja pergi. Sehingga mereka cemas, dan salah satu yang tahu kamar tidur Nabi pergi mengintipnya dari jendela. Sehingga ia meyakinkan teman-temannya bahwa yang ia cari masih btidur dirumah, namun ketika fajar menyingsing, Ali bangun dan pergi ke pintu rumah masih dengan berselimut. Mereka cemas dan kembali ke kabilahnya.
Sementara itu Nabi ke rumah Abu Bakr. Mereka keluar lewat jendela belakang rumahnya tempat untanya. Nabi menunggang satunya dan yang satunya untuk Abu Bakr dan anaknya, Abdullah. Sebagaimana yang telah mereka rencanakan, mereka melewati rute menuju sebuah gua Gunung Tsawr agak keselatan, jalan kearah Yaman. Amir ibn Fuhayra penggembala yang telah di beli Abu Bakr mengikutinya untuk menghilangkan jejak. Sesampai di gua Abu Bakr menyuruh putranya untuk kembali ke rumah dan mendengarkan apa yang dibicarakan besuk di Mekkah setelah ketiadaan Nabi.
Pada malam berikutnya Abdullah bersama Asma’ kembali ke Gua membawakan makanan. Mereka melaporkan bahwa Quraysi telah menawarkan seratus ekor unta bagi siapa saja yang dapat menemukan Muhammad dan membawanya kembali ke Mekkah. Orang-orang Quraysi mencoba mencari ke seluruh arah. Mereka pergi kea rah gua Tswar. Namun hari ketiga, mereka terkicaukan oleh burung merpati yang menggelapakkan sayapnya di luar gua. Nabi menoleh Abu Bakr dan berkata, “Jangan bersedih sesungguhnya Allah bersama kita”. (QS. 9;40). Mereka kini mendengar derap langkah kaki yang semakin mendekat dan kemudian berhenti. Orang-orang Quraysi berhenti di depan gua. Mereka semua sepakat tidak masuk ke Gua karena tidak mungkin ada orang di dalamnya. Kemudian mereka berbalik ke jalan yang mereka tempuh saat mereka datang. Setelah itu Nabi dan Abu Bakr pergi kemulut gua, disana, di depannya hampir menutupi jalan masuk, ada pohon akasia, dan dicelah antar pohon dan dinding gua terdapat seekor laba-laba telah membuat sarangnya. Selain itu juga ada burung merpati yang duduk seakan mengerami telurnya. Setelah itu Abdullah, Asma’ dan Amir pergi kembali. Asma’ telah membawa makanan, namun ia lupa tidak membawa ikat pinggang. Karenanya, ia melepas ikat pinggangnya dan membaginya menjadi dua. Yang satu untuk mengikat tas dipelana ayahnya dan yang satu untuk dirinya sendiri. Karena peristiwa inilah ia dijuluki “Wanita dua ikat pinggang”. Lalu Abu Bakr menawarkan unta yang terbaik untuk Nabi, namun beliau tidak mau dan hanya mau jika beliau membeli unta tersebut. Nama unta tersebut adalah Qashwa’. Pemandu jalan mengarahkan mereka ke barat dan agak ke seletan sampai mereka tiba di pantai laut merah. Yatsrib berada disebelah utara Mekkah. Dalam perjalan mereka bertemu dengan Thalhah sepupu Abu Bakr yang dari Syiria. Tidak lama setelah pertemuannya dengan Thalhah, mereka melanjutkan perjalanan dan menuju ke pedalaman dan pantai, kemudioan ke timur dan akhirnya menuju Yatsrib. Pada hari ke dua belas, mereka sampai di lembah Aqiq. Sebelum mereka sampai ke puncak, matahari telah naik dan menyengat. Namun, mereka tetap memutuskan untuk menaiki bukit terakhir. Akhirnya mereka melihat daratan yang dimimpikan nabi, daerah yang subur diantara dua jalur batu-batu hitam. Tempat terdekat itu adalah Quba’. Nabi menyuruh pemandu untuk langsung membawanya ke bani ‘Amr. Kota itu segera dikenal diseluruh Arab. Ketika Nabi tiba di quba’, ia di sambut dengan gembira dan berkata, “ Hai orangt-orang Quba’, sambutlah satu sama lain dengan salam, berilah makan yang lapar, sambunglah silaturrahmi, salatlah disaat orang-orang telah tidur, jika kalian melakukannya kalian akan masuk surge dengan kedamaian”. Diputuskan Nabi tinggal bersama Kulstum. Selama tiga hari selanjutnya Ali datang dan membawa barang-barang yang dititipkan kepadanya bagi para pemiliknya.
Nabi tiba di Madinah pada hari senin, 27 September 622 M. beliau hanya tiga hari di Quba’ dan mendirikan masjid pertama di sana. Jumat pagi, beliau meninggalkan Quba’. Siang harinya, beliau melakukan salat bersama bani salim dari suku Khazraj yang telah menunggunya dan ini merupakan salat jumat pertama. Tiodak pernah ada hari yang penuh kebahagiaan seperti itu. “Selamat datang wahai nabi Allah, selamat datng wahai Nabi Allah”. Begitulah luapan kegembiraan yang diucapkan berulang-ulang. Unta nabi tetap berjalan meskipun banyak sekali orang yang memegangnya. Akan tetapi Nabi hanya memberkati mereka, “Biarkan unta ini berjalan, karena ia berada di bawah perintah Allah”. Qashwa’ memilih di tempat salat As’ad, ia masuk dan berlutut. Nabi turun dan berkata, “Inilah, InsyaAllah tempat kediamanku”. Beliau kemudian tanya, milik siapa tempat itu. Itu adalah milik dua orang anak yatim piatu, Sahl dan Suhayl. Keduanya berada di pengasuhan as’ad. nabi bertanya, apakah mereka bersedia menjual tanahnya dan meminta mereka menyebutkan harganya. Abu ayyub menjadi orang pertama yang berbaiat dalam aqobah kedua. Ia dan istrinya kini naik kebagian atas dan memberikan lantai bawah untuk Nabi. Qashwa’ membawa ke halaman rumahnya. Nabi menyuruh agar dihalaman rumahnya dibangun sebuah masjid seperti di Quba’. Kaum muslimin di Madinah diberi julukan oleh Nabi dengan Anshar, yang berarti penolong, sedangkan kaum muslimin dari Quraysi di beri julukan Muhajirin, yang berarti orang yang pindah.
sumber : Muhammad karya Martin Lings

Kamis, 10 November 2011

Melirik Pahlawan kita

Mungkin kita telah mendengar kata pahlawan sejak kita duduk di kelas satu SD, bahkan masih TK. Namun apakah kita telah mengetahui makna pahlawan itu sendiri? Sebenarnya sangat banyak sekali ahli-ahli sejarah maupun ilmuwan-ilmuwan yang lain yang mengutarakan pendapatnya tentang apa itu arti pahlawan. Seseorang dapat disebut sebagai pahlawan apabila dia dengan segenap keikhlasan berkorban berusaha mengubah suatu keadaan menjadi lebih baik. Dari definisi ini, kita dapat melihat ada dua kata kunci, yang pertama yaitu keikhlasan berkorban dan yang kedua mengubah keadaan menjadi lebih baik.
Kata kunci pertama keikhlasan berkorban mencakup beberapa hal. Pengorbanan seorang pahlawan tidak selalu identik dengan pengorbanan harta atau nyawa yang dilakukan oleh para pahlawan perjuangan kita mewujudkan kehidupan bangsa yang lebih baik yaitu kehidupan yang merdeka. Seorang pelajar yang giat belajar saja sudah dapat disebut sebagai pahlawan karena dia telah berkorban waktu keluar dari zona kenyamanan dia untuk bersantai-santai dan bermain ke zona ketidaknyamanan mengerutkan kening mempelajari setiap pelajaran. Seorang pelajar yang giat belajar tersebut juga berusaha mengubah keadaan menjadi lebih baik karena dengan belajar ilmunya kelak dia dapat mengubah takdir dirinya, keluarganya, bahkan bangsanya menjadi lebih baik. Seorang jaksa juga bisa disebut sebagai pahlawan apabila dia menolak disuap untuk memenangkan suatu perkara peradilan. Sebaliknya dia akan disebut sebagai pengkhianat apabila menerima suap tersebut. Bukan perkara mudah untuk menolak suatu suap. Butuh iman yang sangat kuat untuk menolak uang miliaran rupiah yang besarnya jauh berkali-kali lipat dari gaji yang diterima tiap bulan. Dengan penuh ketekadan untuk selalu berbuat adil dan menganggap suap adalah perbuatan yang merugikan banyak orang. Dengan begitu mudahnya seseorang menjadi seorang pahlawan ini hendaknya menjadikan setiap elemen bangsa kita berlomba-lomba untuk menjadi seorang pahlawan. Kesanggupan kita untuk menjadi seorang pahlawan dapat ditanyakan pada diri kita sendiri.
Dalam memperjuangkan kemerdekaan tidak ada kata-kata mudah dan gampang untuk berusaha menjadi merdeka. Semuanya itu membutuhkan pemikiran yang jernih dan sikap yang hati-hati. Disini saya ingin mengajak untuk mengingat jasa salah satu pahlawan nasional kita yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Beliau tidak lain adalah Bapak kita, yaitu Soekarno. Bung Karno itulah panggilannya, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika. Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926. Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu. Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu. Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.
Setelah melirik sejarah singkat Sang Pahlawan tersebut, alangkah baiknya jika kita menirunya. Meskipun kita tidak meniru sepenuhnya, namun paling tidak kita memiliki rasa nasionalisme yang mendalam terhadap Negara kita ini.

Nusantara kedatangan penjajah

Pada akhir abad ke 15 adalah pos periode Islam di Eropa, umat Islam di eropa diadakan kepada tiga pilihan oleh Issabella dan Ferdinand. Pilihan tersebut adalah
• Umat islam harus keluar dari Eropa
• Umat islam di eropa harus berganti agama Kristen
• Atau dibunuh secara massal
Apa efek dan akibat dari peristiwa itu bagi Umat Islam di Nusantara?
Jawaban :
Pada paruh kedua abad ke13, berlangsung dua proses penting, kristenisasi dan penggabungan Spanyol. Kenyataan serupa juga dialami oleh Sisilia. Pada tahun ini banyak orang Islam yang tunduk dengan kristen, namun masih mempertahankan hukum dan agamanya. Proses kemajuan menuju penyatuan akhir Spanyol memang lambat tapi pasti. Kali ini wilayah kristen terdiri atas dua kerajaan, Castile dan Aragon. Perkawinan antara Ferdinand dari Aragon dengan Isabella dari Castile pada 1469 telah mempersatukan dua kerajaan ini. Penyatuan ini menjadi lonceng kematian bagi kekuasaan Islam di Spanyol. Kehancuran akhir dinasti Nashriyah dipercepat oleh kholifah ke-19 yaitu Ali abu al Hasan yang bukan hanya menolak membayar upeti, namun juga menyulut permusuhan menyerang wilayah Castile. Sebagai balasannya, tahun 1482 Ferdinand merebut Emessa suatu tempat yang berdiri dikaki pegunungan Sierra de Alhama, dan menjaga jalan masuk sebelah barat daya yang mengarah ke Granada. Kemudian putra Ali merebut kekuasaan ayahnya karena dihasut ibunya yang cemburu padanya dan menganggap bahwa Ali abu Al Hasan lebih mencurahkan perhatiannya pada anak-anak Gundik (orang Kristen Spanyol). Tahun berikutnya Abu Abdullah menyerang Lucena, ia di kalahkan dan ditawan oleh Issabela dan Ferdinand. Sedangkan Ali abu Al Hasan memberikan kekuasaannya kepada saudaranya yang lebih terampil yaitu Muhammad XII yang saat itu menjabat menjadi Gubernur Malaga. Ferdinand dan Issabela melihat bahwa tawanan mereka, Abu Abdullah bisa dimanfaatkan olehnya. Sehingga tahun 1486 ia telah berhasil menduduki sebagian wilayah ibukota yang dikuasai pamanya. Dan untuk kedua kalinya ia menguasai Granada. Sementara itu balatentara Castile sedang bergerak maju. Satu demi satu kota-kota berjatuhan ditangan mereka. Muhammad XII tidak mampu menghadang Ferdinand, sedangkan Abu Abdullah berperan sebagai sekutu Ferdinand. Muhammad XII menyeru para raja muslim, namun mereka juga sedang perang antara mereka sendiri. Akhirnya ia menyerah dan mundur ke Tilimsan, disana ia menjalani hari-hari terakhirnya dalam penderitaan dan kemiskinan. Akhirnya hanya kota Granada yang masih berada ditangan muslim dibawah pimpinan Abu Abdullah. Tak lama setelah Muhammad XII dikalahkan, Abu Abdullah diminta menyerahkan kota yang dikuasainya. Namun ia tidak mau. Kemudian Ferdinand bersama 10.000 kuda memasuki Granada dan menghancurkan ladang pertanian serta kebun buah-buahan dan mengepung benteng pertahanan terakhir Islam di Spanyol agar kota itu segera menyerah. Akhirnya orang muslim menyerah dan diberi jangka waktu dua bulan dengan syarat-syarat sebagai berikut; sultan beserta seluruh pejabatnya mesti mengucapkan sumpah setia kepada raja-raja Castile ; Abu Abdullah akan menerima sebidang tanah di Albasyarat; orang Islam akan dijamin keamanannya secara pribadi dibawah hukum mereka, dan bebas menjalankan agamanya. Ketika tidak ada genjatan dari Turki atau Afrika, Castile memasuki Granada tahun 1492, dan “salib menggantikan bulan sabit” di menara-menara kota itu. Abu Abdullah meninggal di tempat yang telah diberikan kepadanya. Sedangkan raja Ferdinand dan Issabela melanggar syarat-syarat kesepakatan perlindungan. Di bawah komando pendeta Kardinal Ximenez sebuah kampanye untuk memaksa perpindahan agama dijalankan pada 1499. Ia menarik buku-buku Arab dan membakarnya. Orang Islam yang masih berada di Granada, diingatkan bahwa nenek moyang mereka adalah orang kristen, sehingga ia harus masuk kristen, jika tidak mau maka akan tahu akibatnya. Pada tahun 1501 semua muslim di Spanyol harus memeluk kristen, kalau tidak mereka mesti meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1556 Philip II menerapkan sebuah hukum yang mewajibkan orang Islam untuk meninggalkan bahasa, peribadatan, institusi dan cara hidup mereka. Perintah pengusiran terakhir ditandatangani oleh Philip III tahun 1609. Diceritakan bahwa sekitar setengah juta muslim meski mengalami nasip pengusiran ini dan mendarat dipantai-pantai Afrika atau bertualang hingga kedaratan-daratan Islam yang lebih jauh. Selain itu Issabela juga mensponsori pelayaran Columbus yang pertama 1492.
Ketika di Eropa terjadi suatu yang sangat menyedihkan bagi umat Islam tersebut, di Nusantara menjadi pusat perdagangan. Sedangkan tahun 1453 Turki Usmani dibawah pimpinan Muhammad II, berhasil merebut konstantinopel ibukota Romawi Timur. Pada tahun 1453 konstantinopel jatuh ke Tangan Turki serta kekaisaran Romawi Timur runtuh. Pedagang-pedagang Eropa yang berpangkalan di Venetia-Italia tidak bisa lagi membeli rempah-rempah yang sangat ia butuhkan. Baik untuk bumbu dapur, obat-obatan maupun kosmetik di Konstantinopel (Istambul). Mereka harus membelinya dengan harga yang lebih mahal dari pedagang Islam di Mesir yang telah membangun jaringan perdagangan dengan para pedagang Islam lainnya di Arab, Persia, India hingga Malaka dan Jawa. Bagaimanapun juga bangsa Eropa berupaya menyaingi dan mematahkan dominasi jaringan pedagang Islam itu, hal itulah yang mendorong mereka mencari Jalan menuju kawasan sumber rempah-rempah, yaitu Maluku. Upaya mereka di Dukung oleh penemuan teori tentang bentuk bumi dan perkembangan pengetahuan dan keterampilan di bidang pelayaran. Potugis sampai Afrika tahun 1492, sedangkan Spanyol di Pantai Timur Amerika tahun 1493, kemudian Portugis berhasil sampai di benua Asia tepatnya di India tahun 1498 dan Spanyol tahun 1520 di Filipina. Mereka bertemu di kawasan timur nusantara yaitu Maluku, Sulawesi, NTT sejak 1521. Sejak itu mereka mencari sekutu dan berusaha memonopoli perdagangan rempah-rempah. Usaha itu hanya dilakukan oleh Portugis kemudian Spanyol, Belanda dan Inggris walaupun motif keempatnya tidak persis sama. Portugis dan Spanyol lebih mementingkan menyebarkan agama Katolik, sementara Belanda lebih mementingkan motif ekonomi. Pelayaran Portugis dan Spanyol mendapatkn izin dari Paus Julius II, dan keduanya telah menandatangani perjanjian Tordesilas pada 7 juni 1494. Berdasarkan perjanjian tersebut pada garis meredian yang terletak 370 mil disebelah barat tanjung ferde ditarik garis khayal dari kutub utara ke kutub selatan. Wilayah disebelah barat garis diberikan kepada Spanyol dan yang disebelah timur menjadi milik Portugis.
Berdasarkan perjanjian Tordesilas itu portugis mencari jalan baru dengan berlayar kearah timur. Seorang pelaut Portugis, bernama Bartolomeus Dias berangkat dari Lisabon menyusuri pantai Afrika tahun 1487 sampai Tanjung Harapan Baik (semula bernama Tanjung Topan). Kemudian Fasco da Gama mengulangi rute Bartolomeus Dias. Setiba di Tanjung Harapan ia meneruskan pelayaran melalui samudra Hindia dan laut Arab kemudian mendarat di Kalikut, pantai barat India. Tahun 1498. Selanjutnya pelaut Portugis tersebut melanjutkan ekspansinya ke bagian timur.
Pada akhir abad ke 15, Malaka mempunyai kedudukan sebagai pusat perdagangan di Asia pada umumnya, di Indonesia pada khususnya. Pada tahun 1511 Alfonso de Albuquerque berhasil menguasai Malaka. Dari malaka Portugis mengirimkan angkatan perangnya di bawah pimpinan Antonio de Abreu menuju Maluku. Setelah membantu Ternate dalam permusuhannya melawan Tidore, Portugis meminta hak monopoli rempah-rempah di Ternate. Permintaan itu di tolak oleh Sultan Khairun karena akan berakibat harga jual rempah-rempah menjadi murah, kemudian keduanya sepakat berdamai. Tetapi ketika Sultan Khairun pergi ke Benteng Portugis untuk mengadakan perjanjian, ia dibunuh. Oleh karena itu, rakyat Ternate dibawah pimpinan sultan Baabullah bangkit menentang Portugis dan berhail mengalahkannya. Peristiwa itu menjadikan portugis terusir dari Maluku. Dan bertahan di Timor-Timor.
Dengan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dampak adanya tiga pilihan orang muslim yang ada di Eropa sangat terlihat bagi Nusantara, yaitu banyak dari orang muslim yang pindah atau hijrah ke Nusantara, selain itu orang Eropa tertarik untuk mencari daerah jajahan lagi, yang tak lain adalah ke daerah Nusantara yang menjadi pusat perdagangan karena ketika itu nusantaralah yang berperan dalam perdagangan, khususnya rempah-rempah yang mereka butuhkan setiap saat. Selain itu mereka tidak hanya memiliki keinginan untuk mencari rempah-rempah saja, namun juga menyebarkan agama Kristen.

DAFTAR PUSTAKA
Hitti, Philip K. 2002. History of The Arabs. (Jakarta:Serambi)
Poesponegoro, Marwati Djoened. 1988. Tokoh dan Peristiwa dalam sejarah Eropa awal masehi sampai 1815, (Jakarta:UI Press)
Tonang, Jan S Ari . 2004. Sejarah Perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia. (Jakarta : BPK gunung mulia)
Kartodirdjo, Sartono. 1993. Pengantar Sejarah Indonesia baru; 1500-1900. (Jakarta:Gramedia)
Prawoto. 2007. Seri IPS Sejarah. (Bogor : Yudisthira)

Antropologi

1. Jelaskan pemahaman anda tentang Antropologi Islam, objek studi dan sasaran penelitiannya atau kajiannya.
2. Jelaskan perbedaan Islam sebagai agama dan Islam sebagai sistem budaya.
3. Dalam kajian antropologi membuat dikotomi antara kebudayaan Islam Jawa dan kebudayaan Jawa Islam dan jelaskan! Berilah contoh yang masih ada saat ini.
4. Jelaskan proses terjadinya pelembagaan Islam di Jawa.
5. Berilah rujukan di bawah!

Jawaban:
1. Antropologi dapat diartikan sebagai sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan, sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari makhluk manusia (anthropos). Secara etimologi, antropologi berasal dari kata anthropos berarti manusia dan logos berarti ilmu. Dalam antropologi, manusia dipandang sebagai sesuatu yang kompleks dari segi fisik, emosi, sosial, dan kebudayaannya. Antropologi sering pula disebut sebagai ilmu tentang manusia dan kebudayaannya. Dengan, demikain antropologi merupakan hal yang mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia. Sedangkan Antropologi Islam merupakan ilmu yang mempelajari manusia, keaneragaman kebudayaan, tradisi-tradisi, nilai-nilai yang dihasilkan oleh umat Islam. Objek studinya meliputi kebudayaan-kebudayaan umat Islam, serta manusia itu sendiri. Posisi penting manusia dalam Islam juga mengindikasikan bahwa sesungguhnya persoalan utama dalam memahami agama Islam adalah bagaimana memahami manusia. Persoalan-persoalan yang dialami manusia adalah sesungguhnya persoalan agama yang sebenarnya. Pergumulan dalam kehidupan kemanusiaan pada dasarnya adalah pergumulan keagamaannya. Para antropolog menjelaskan keberadaan agama dalam kehidupan manusia dengan membedakan apa yang mereka sebut sebagai 'common sense' dan 'religious atau mystical event'. Dalam satu sisi common sense mencerminkan kegiatan sehari-hari yang biasa diselesaikan dengan pertimbangan rasional ataupun dengan bantuan teknologi, sementera itu religious sense adalah kegiatan atau kejadian yang terjadi di luar jangkauan kemampuan nalar maupun teknologi.
Jamaluddin ‘Athiyyah memberikan tawaran bahwa antropologi Islam yang akan digagas, objek kajiannya pada;
1. Penciptaan manusia. Dalam hal ini, akan dikaji tentang awal penciptaan manusia dan bagaimana manusia kemudian berkembang. Tentu saja teori evolusi Darwin akan menjadi bagian kajian point ini. Juga pertanyaan tentang apakah sebelum Adam AS. ada Adam-Adam lain.
2. Susunan manusia. Akan dikaji tentang susunan yang membentuk manusia; tubuh, jiwa, ruh, akal, hati, mata hati dan nurani. Sehingga dapat didapatkan konsep manusia yang utuh sesuai dengan konsep Islam. Sehingga dengannya manusia akan berbeda dengan malaikat, jin, hewan, tumbuhan dan benda mati. Sambil menjelaskan perbedaan manusia dengan makhluk-makhluk tersebut.
3. Macam-macam manusia. Meneliti tentang perbedaan manusia antara lelaki dan perempuan, suku-suku, bangsa-bangsa, perbedaan bahasa, dan hikmah dibalik perbedaan ini.
4. Tujuan diciptakannya manusia. Mengkaji tujuan diciptakan manusia dan apa misi yang dibawanya di atas bumi. Sambil menjelaskan tentang pengertian ibadah, khilafah, pembumi dayaan dunia dan sebagainya.
5. Hubungan manusia dengan semesta. Pada point ini akan diteliti tentang konsep taskhir alam semesta bagi manusia. Apakah dengan konsep tersebut manusia adalah pusat semesta ini?. Serta tentang equilibrium antara manusia dengan semesta dengan segala isinya. Hal ini akan berkaitan dengan ilmu lingkunngan hidup.
6. Hubungan manusia dengan Tuhan-nya. Akan dikaji apakah beragama adalah fithrah dalam diri manusia? Juga tentang peran nabi-nabi, kitab-kitab suci dan ibadah dalam hubungan ini.
7. Manusia masa depan. Di sini akan dikaji tentang rekayasa manusia masa depan. Antara lain tentang pembibitan buatan, bioteknologi, manusia robot dan hal-hal lainnya.
8. Manusia setelah mati. Pada point ini akan dikaji tentang bagaiman manusia setelaha mati, serta apa yang harus ia persiapkan di dunia ini bagi kehidupannya di akherat nanti.
Sedangkan yang merupakan sasaran penelitian dalam antropologi, yaitu antropologi Biologis, dalam hal ini manusia dipelajari sebagai makhluk fisik yang berbeda satu sama yang lain, baik secara fenotip (warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi badan, dan bentuk tubuh), maupun yang secara genotipik (frekuensi golongan darah). Yang kedua yaitu Arkeologi, merupakan ilmu yang mempelajari kebudayaan pada zaman prasejarah. Yang ketiga yaitu Linguistik, yaitu ilmu bahasa berbagai suku bangsa. Ilmu bahasa ini penting karena bahasa merupakan alat terpenting untuk memenuhi kebudayaan. Yang terakhir yaitu antropologi sosial. Para ahli antropologi sosial mempelajari dinamika sosial, bagaimana kebudayaan bisa berubah dan berkembang, serta bagaimana antara kebudayaan yang satu dengan yang lainnya.

2. Islam sebagai agama. Agama yaitu suatu sistem yang berintikan pada kepercayaan akan kebenaran-kebenaran yang mutlak, disertai segala perangkat yang terintegrasi didalamnya, meliputi tata peribadatan, tata peran para pelaku dan tata benda yang diperlukan untuk mewujudkan agama yang bersangkutan . Sehingga Islam sebagai agama ketika orang Islam melakukan kepercayaannya dengan cara-cara yang sudah ditentukan oleh agama Islam itu, seperti sholat, yang tidak bisa dirubah-rubah cara maupun ketentuan-ketentuannya yang lain.
Islam sebagai sistem budaya. Satu agama dalam berbagai daerah pelaksanaannya tidak sama, dengan artian pelaksanaan implementasi dari agama tersebut. Masyarakat berbeda dalam mengimplementasikan nilai-nilai agama. Misal agama Islam di Jawa, banyak yang menggunakan acara selametan sebagai wadah untuk mensyukuri nikmat Allah, ataupun di lakukan sebagai cara berdoa bersama, seperti jika ada orang yang meninggal, maka keluarga si mayat mengadakan acara tahlilan, yang dalam acara itu mereka membaca tahlil atau ayat-ayat yang di ambilkan dari Al-Quran. Dalam hal ini Islam sebagai budaya, karena merujuk pada pengertian budaya yang merupakan daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Sehingga selametan merupakan budaya Jawa Islam.
3. Kebudayaan Islam Jawa dan kebudayaan Jawa islam, dalam hal ini bisa membantu orang Jawa untuk melihat atau memperhatikan serta membentuk cara-cara orang Jawa dalam memandang diri mereka sebagai masyarakat dan lingkungan sekitar mereka. Tauhid merupakan keesaan Allah. Ini mungkin doktrin Islam yang paling penting. Dalam pengertian dasarnya, tauhid adalah monoteisme lawan dari politeisme. Ulama Jawa mengaitkan konsep tauhid dengan kesalehan yang berpusat pada syariah. Zamakhsari menyebut tiga tingkatan tauhid, kepercayaan dasar umat Islam (Yang menerima kenyataan bahwa tiada Tuhan selain Allah, orang yang memiliki komitmen yang kuat pada praktek Islam tetapi berusaha memperoleh keuntungan dan barakah pibadi sebagai hasil, dan orang yang motif utamanya adalah mengabdi kepada Allah. Tauhid tingkat terakhir inilah yang menetapkan suatu hubungan antara penafsiran ulama dan para sufi. Hubungan sufisme dan kesalehan normative pada umumnya sering digambarkan dalam istilah perbedaan antara lahir dan batin. Salah satu prinsip utama dalam pemikiran keagamaan jawa adalah segala sesuatu yang ada tersusun dari wadah dan isi. Alam, bentuk, tubuh, fisik, dan kesalehan normative semuanya adalah wadah. Allah, sultan, jiwa, mistisisme semua merupakan isi. Tujuan wadah adalah menjaga, sedangkan isi adalah untuk meruntuhkan, semuanya itu mistikus jawa menyakini, sehingga isi lebih berarti dari pada wadah. Seperti pesantren yang pada awalnya ada yaitu pembelajaran oleh orang-orang Hindu atau Budha, namun ketika Islam datang, pembelajaran-pembelajarannya diganti menjadi pelajaran-pelajaran Islam. Ini berarti wadahnya bisa diambilkan atau meiru gaya orang budha maupun Hindu, namun isinya sudah dirubah dan diganti menjadi Islam.
4. Pelembagaan Islam di Jawa. Miller (1976:261), melukiskan gaya pengajaran madrasah yaitu metode pendidikan yang digunakan bergaya sangat personal, dimana guru utama menghimpun sekelompok siswa disekelilingi selama beberapa tahun. Ini karena mereka memiliki kesamaan tujuan untuk menuju bersama, sehingga mereka bersatu untuk belajar bersama dan memiliki keyakinan yang sama. Ini merupakan cara awal Islam disebarkan lewat pembelajaran-pembelajaran di jawa yang hanya dalam suatu kelompok-kelompok tanpa adanya sistem yang formal. Kemudian secara lambat laun murid semakin banyak sehingga didirikanlah semacam pondok pesantren. Ada yang mengatakan bahwa Sunan Maulana Malik Ibrahimlah yang mendirikan pesantren pertama. Mengenai pondok pesantren pertama kali yang didirikan dalam artian yang sudah memiliki sistem atau berbentuk institusi yaitu Pondok Pesantren Tegalsari. Pada masa penjajahan belanda, lembaga-lembaga Islam, yaitu pesantren mendapat ujian dari Allah. Mereka harus menghadapi Belanda dan berperan aktif untuk mengusir penjajah dari bumi Indonesia. Ada dua versi pendapat mengenai asal usul dan latar belakang berdirinya pesantren di Indonesia. Pertama, menyebutkan bahwa pesantren berakar pada tradisi Islam sendiri, yaitu tarekat. Pesantren mempunyai kaitan yang erat dengan tempat pendidikan yang khas bagi kaum sufi. Pendapat ini berdasarkan fakta bahwa penyiaran Islam di Indonesia pada awalnya lebih banyak dikenal dalam bentuk kegiatan tarekat. Hal ini ditandai oleh terbentuknya kelompok organisasi tarekat yang melaksanakan amalan-amalan dzikir dan wirid tertentu. Pemimpin tarekat yang disebut Kiai itu mewajibkan pengikutnya untuk melaksanakan suluk, selama empat puluh hari dalam satu tahun dengan cara tinggal bersama, sesama angota tarekat dalam sebuah masjid untuk melaksanakan ibadah-ibadah dibawah bimbingan Kiai. Untuk keperluan suluk ini para Kiai menyediakan ruangan khusus untuk penginapan dan tempat-tempat khusus yang terdapat di kiri kanan masjid. Disamping mengajarkan amalan-amalan tarekat, para pengikut itu juga diajarkan agama dalam berbagai cabang ilmu pengetahuaan agama Islam. Aktifitas yang dilakukan oleh pengikut-pengikut tarekat ini kemudian dinamakan pengajian. Dalam perkembangan selanjutnya lembaga pengajian ini tumbuh dan berkembang menjadi lembaga Pesantren . Pendapat yang kedua, pesantren merupakan pengambilalihan dari sistem yang diadakan oleh orang-orang Hindu di Nusantara. Kesimpulan ini berdasarkan fakta bahwa jauh sebelum datangnya Islam ke Indonesia lembaga pesantren sudah ada di negeri ini. Pendirian pesantren pada masa itu dimaksudkan sebagai tempat mengajarkan agama Hindu dan tempat membina kader. Anggapan lain mempercayai bahwa pesantren bukan berasal dari tradisi Islam alasannya adalah tidak ditemukannya lembaga pesantren di negara-negara Islam lainnya, sementara lembaga yang serupa dengan pesantern banyak ditemukan dalam masyarakat Hindu dan Budha, seperti di India, Myanmar dan Thailand.

Sumber
Poerwitaatmadja, Sosiologi Antropologi: program ilmu-ilmu sosial, (Surakarta: Widya Duta, 1987), hlm. 10
http://jamharima’aruf. .blogspot.com
Edi Sedyawati, Budaya Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hal 66
Joko tri Prasetyo, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1991), hal 28
Mark R Woodward, Islam Jawa, (Yogyakarta: Lkis, 1999), hal 104

Jumat, 04 November 2011

Islam di Kawasan Kebudayaan Arab

Islam di Kawasan Kebudayaan Arab.
1. Pendahuluan
Pada awalnya kawasan budaya Arab hanya meliputi jazirah Arab saja. Namun setelah Islam datang dan menyebar kewilayah sekitarnya, maka terislamkanlah dan terarabkanlah Negara-negara sekitarnya. Kawasan kebudayaan Arab terdiri dari Negara-negara di timur Tengah, seperti Turki, Iran, Israel, Libanon, irak, Yordania, Syria, Mesir dan kerajaan-kerajaan yang ada di Teluk Persia (Oman, Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab dan Qatar). Sedangkan di Afrika Utara meliputi Maroko, Aljazair, Tunisia, dan Lybia.
2. Periode Makkah sebelum Nabi Muhammad SAW lahir.
Bangsa Arab termasuk ras tau rumpun bangsa Caucasoid, dalam sub ras Mediterranean. Mereka kebanyakan mendiami wilayah pinggir Jazirah. Pada masa dahulu tanah arab dibagi menjadi tiga, pertama Arab Petrix, berada disebelah barat daya gurun Syria dengan Petra sebagai pusatnya. Kedua Arab Diserta atau gurun Syria yang kemudian dipakai untuk menyebut seluruh jazirah arab karena tanahnya yang tidak subur. Ketiga Arab Felix, wilayah hijau atau wilayah yang berbahagia. Yakni wilayah Yaman yang memiliki kebudayaan maju dengan Kerajaan Saba’ dan Ma’in. Agama bangsa Arab menganut agama yang bermacam-macam, antara lain yang terkenal adalah penyembahan terhadap berhala atau paganisme. Ada juga yang menganut agama Masehi, yaitu Waroqoh Ibn Naufal dan penduduk Yaman, Najran dan Syam. Sedangkan Yahudi dipeluk oleh Yahudi Imigran di Yaman dan Yatsrib yang besar jumlahnya. Selain itu ada yang memeluk agama Majusi, agama orang-orang Persia.
Silsilah Nabi SAW.
Muhammad lahir tanggal 12 Rabiul Awal atau 20 April 571 M (Syalabi) atau Agustus 570 (Haekal), ketika Abrahah, raja Yaman dengan pasukan bergajah menyerbu Ka’bah. Ia adalah putra dari Abdullah, dan kakeknya Abdul Mutholib yang bertugas menjaga Ka’bah dan memberi minum bagi jama’ah haji. Silsilah Nabi bisa dilihat :

Diangkat menjadi Nabi.
Ketika berumur dua belas tahun, Muhammad ikut berdagang pamannya di Syam. Dari pengalaman berdagang pertama ke Syam, maka beliau ingin berusaha sendiri berdagang dengan ikut membawa dagangan Khodhijah. Khodijah tertarik akan kepribadian Muhammad dan kejujurannya ketika membawakan dagangannya. Kalau diurut silsilahnya sebenarnya antara Muhammad dan Khodijah masih ada hubungan kekeluargaan. Kejujuran Muhammad terlihat pula ketika para kabilah berselisih siapa yang harus meletakkan hajar aswad ke tempat asalnya ketika Ka’bah diperbaiki. Akhirnya mereka bersepakat bagi siapa saja yang datang pertama lewat pintu Syaibah, maka dialah yang berhak meletakkan hajar aswad ke tempat semula. Tanpa di duga ternyata yang lewat duluan adalah Muhammad. Namun Muhammad tidak mau menggunakan haknya itu tanpa harus ikut sertanya para pemimpin kabilah, maka beliau membeberkan kain jubahnya dan diletakkanlah hajar aswad itu diatasnya. Lantas diangkatlah kain itu bersama-sama dengan para wakil pemimpin kabilah masing-masing yang ada di Makkah.
Adanya kegelapan pada umatnya yang menyembah berhala, beliau prihatin dengan mengundurkan diri dari keramaian. Bertahannus, menyepi di gua Hira’. Maka usaha untuk mendapat petunjuk dari Yang Maha Kuasa itu berhasil dengan datangnya Malaikat Jibril pada bulan Ramadhan tanggal 17 tahun keempat puluh dari umurnya. Saking kagetnya Muhammad merasa badannya menggigil ketika pulang ke istri tercintanya. Kemudian Khodijah pergi ke anak pamannya, yaitu Warakah ibn Naufal. Warakah mengatakan bahwa Muhammad akan menjadi orang pilihan. Dengan wahyu pertama itu, maka Muhammad telah diangkat oleh Allah sebagai Nabi, utusanNya.
Dakwah Islam.
Ajakan Muhammad sebagai rosulullah dimulai dari lingkungan keluarga secara diam-diam. Rosulullah SAW berfikir bagaimana caranya menyiarkan Islam dikalangan umatnya yang masih menyembah berhala. Di mulailah ia mengajak Abu Bakr sahabatnya dari kabilah Taim yang dikenalnya bersih dan jujur. Setelah tiga tahun berjalan dakwah Islam secara diam-diam, maka disuruhlah Nabi mengumumkan Islam dengan terang-terangan. Nabi mengajak keluarganya dari Bani Hasyim, namun mereka tidak menghiraukannya, seperti Abu Lahab yang bahkan mencemooh Muhammad hingga turun surat al-Lahab. Kaum Quraisy merasa terancam dengan dakwah Islam. Sehingga kaum muslim dibunuh dan siksa. Namun mereka tidak berani pada Nabi, karena ia masih dilindungi oleh pamannya, Abu Tholib. Melihat kejadian itu nabi menyuruh kaum muslimin untuk hijrah ke Abisinia. Hijrah ini dilakukan dua kali, pertama terdiri sebelas pria dan empat wanita. Mereka kembali ke Mekkah ketika mendengar bahwa Quraisy sudah tidak menganiaya orang muslim lagi. Namun sesampainya di Makkah, justeru Quraisy lebih menyiksanya lebih kejam dari yang sebelum-belumnya. Oleh karena itu mereka berhijrah lagi ke Abisinia dengan rombongan yang lebih besar, yakni delapan puluh orang pria, tanpa ada wanitanya.
Nabi Muhammad mendapat kesulitan lagi setelah meninggalnya dua orang yang dicintai yakni Abu Tholib dan Khodijah yang hanya berselang tiga hari saja. Orang-orang Quraisy semakin keras mengganggu Nabi. Nabi ingin menyiarkan agama Islam di Tha’if, namun penduduk Tha’if menolaknya.
3. Periode Madinah
Hijrahnya nabi Muhammad SAW
Melihat pesatnya akwah islam di yatsrib dan masuknya islam suku Aus dan khazraj, maka nabi Saw memerintah umatnya untuk berhijrah ke kota itu. Nabi SAW juga menunggu perintah hijrah langsung dari Allah. Pada suatu malam beberapa pemuda Quraisy mengepung rumah Rosulullah. Pada malam itulah Rosulullah diperintahkan untuk berhijrah. Maka diaturlah siasat, yakni Ali ibn Abi Tholib diperintahkan tidur ditempat tidurnya. Hal itu dianggap bahwa Nabilah yang masih tertidur di tempat tidurnya. Pada lar ut malam Nabi pergi ke rumah Abu Bakr tanpa diketahui oleh orang Quraisy yang hendak membunuhnya. Dari situ Nabi menuju Gua Sur diselatan Makkah. Sedangkan Ali diperintahkan untuk tinggal beberapa saat di Makkah. Nabi dan Abu Bakr dipandu oleh Abdullah ibn Uraiqit menuju Yatsrib melalui jalan yang tidak biasa dilalui orang.
Lalu Nabi melewati gunung-gunung batu yang terjal serta panas yang menyengat hingga beliau sampai di Yatrib. Nabi disambut baik oleh kaum muslim yang telah masuk Islam di Yatsrib. Mereka mempersilahkan Nabi untuk menginap dirumahnya. Namun Nabi membiarkan untanya berjalan hingga berhenti di tempat penjemuran kurma milik dua anak yatim dari Bani an Najjar yang walinya adalah Sahl dan Suhail ibn ‘Amr. Di tempat itulah Nabi menyuruh umatnya untuk mendirikan masjid. Sementara itu Nabi tinggal di rumah Abu Ayyub.
Membangun Masyarakat Islam.
Pada periode awal Nabi belum berhasil membentuk komunitas Islam karena jumlahnya yang sedikit dibawah tekanan musuh-musuhnya. Di Kota Yatsrib beliau segera meletakan dasar-dasar masyarakat Islam, yang pertama adalah mendirikan masjid untuk tempat berkumpul dan bertemu disamping untuk beribadah kepada Allah. Yang edua adalah mempersaudarakan kaum Anshor yang menlong Nabi dengan kaum Muhajirin yaitu mereka yang berhijrah dari Makkah ke Madinah. Dasar ketiga yaitu perjanjian untuk saling membantu antara kaum muslimin dan bukan muslim. Sedangkan yang keempat, yaitu meletakkan landasan-landasan politik, ekonomi dan kemasyarakatan. Prinsipnya antara lain keadilan yang harus dijalankan kepada setiap penduduk tanpa pandang bulu. Dan prinsip musyawarah untuk memecahkan segala masalah.
Perang dalam Islam
Perang Badar
Pada tahun kedua Hijriyah dibulan Ramadhan terjadilah perang Badar antara kaum muslimin dengan kaum Quraisy. Sebab-sebabnya antara lain adalah Quraisy ingin melenyapkan musuh-musuhnya, kalau Quraisy menang, maka jalur perdagangan ke utara akan aman tanpa adanya gangguan seperti yang dikawatirkan.kekuatan orang Islam kira-kira 300 personil, sedangkan orang-orang Quraisy sebesar 1000 orang. Pertempuran terjadi di dekat sumur Badar antara Makkah dan Madinah. Peperangan ini dimenangkan oleh kaum muslim.
Perang Uhud
Perang ini terjadi dikaki gunung Uhud yang terletak diutara Madinah pada pertengahan bulan Sya’ban tahun ketiga Hijriyah. Sebab-sebab perang adalah kaum Quraisy ingin menebus kekalahan yang dideritanya pada waktu perang Badar. Jumlah orang Quraisy 3000 orang, sedangkan orang muslimin sebesar 1000 orang. Perang ini dimenangkan oleh pihak Quraisy.
Perang Khandaq
Perang Khandaq terjadi pada bulan Syawal tahun kelima hijriyah. Bertempat disekitar Madinah. Kaum muslim membuat parit, ketika kaum Quraisy sampai di Madinah mereka tercengang dengan adanya parit yang menganga lebar dan dalam menghalangi maksud mereka. Dalam keadaan frustasi sedemikian itu Huyai ibn Ahtab dari Quraisy mendatangi pemimpin Yahudi Bani Quraidah, Ka’ab ibn As’ad yang telah membuat kesepakatan dammai dengan Nabi untuk bersekutu dengannya. Ka’ab menyetujui permintaannya. Sehingga ia mengingkari janjinya kepada Nabi.
Perjanjian Hudaibiyah
Kira-kira enam tahun sudah kaum muslimin di Madinah. Untuk menghilangkan rasa rindunya dengan eluarga, maka mereka melakukan umroh di bulan-bulan yang dihormati. Yang mana mereka tidak boleh membawa senjata apapun kecuali hanya pedang sebagai senjata membela diri di jalan. Namun demikian orang-orang Quraisy tidak percaya kedatangan muslim tadi untuk umroh. Mereka menganggap kaum muslimin datang akan berperang, maka Kholid ibn Walid mencegat kedatangan rombongan Nabi, tapi Nabi tidak melewati jalan yang dihadang oleh Kholid, maka pada bulan yang ditentukan itu mereka sudah mendekati Makkah sampai disuatu tempat yang bernama Hudaibiyah. Nabi mengutus Usman untuk mengadakan pembicaraan kepada Quraisy. Kemudian datanglah Ustman membawa hasil dan diadakanlah perundingan antara kedua kelompok itu. Perundingan tersebut disebut Perjanjian Hudaibiyah Sulh al-Hudaibiyah yang isinya:
1. Gencatan senjata antara kedua pihak selama sepuluh tahun.
2. Orang Quraisy muslim yang akan datang kepada kaum muslimin dengan tidak izin walinya, hendaknya ditolak oleh kaum muslimin.
3. Quraisy tidak menolak orang muslim yang kembali kepada mereka.
4. Barang siapa yang ingin membuat perjanjian dengan Muhammad diperbolehkan, demikian juga barang siapa yang ingin membuat perjanjian dengan Quraisy diperbolehkan.
5. Kaum muslim ditangguhkan umrohnya hingga tahun depan. Kaum muslimin memasuki Makkah setelah Quraisy keluar dari kota itu. Dan tidak dibolehkan membawa senjata kecuali pedang yang ada disarungnya dan tidak boleh tinggal dikota suci lebih dari tiga malam.
Perang Mu’tah
Perang ini terjadi tahun 8 Hijriyah didekat desa Mu’tah. Perang ini disebabkan oleh terbunuhnya al Harist ibn Umar yang diutus nabi untuk menyampaikan surat kepada Raja Ghasasinah tentang dakwah Islam. Dalam perang ini banyak yang Syahid. Pasukan Quraisy bekerja sama dengan Byzantium dengan pasukan yang lebih besar, yakni ada yang mengatakan 200000 orang.
Pembebasan Makkah
Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-8 Hijriyah. Kaum muslimin sudah menjadi banyak dengan banyaknya yang masuk Islam, maka Nabi sudah merasa bahwa untuk menaklukan Makkah tidak perlu lagi diperangi. Tapi cukuplah ditakut-takuti saja. Sementara itu juru bicara Rosulullah bersuara keras mengumumkan bahwa barang siapa yang masuk kerumah Abu Sufyan ia aman, barang siapa yang masuk masjid mereka aman, dan barang siapa yang masuk rumah masing-masing dan menutup pintu ia aman. Dengan demikian Makkah sudah dibebaskan dari kekafiran dan kemusyrikan serta tunduk pada kekuasaan Islam.
Perang Hunain da Taif
Perang ini terjadi di Wadi Hunain dan kota Taif pada tahun ke-8 Hijriyah. Pertempuran ini terjadi di Oase Hunain yang medannya berbukit-bukit. Perang ini antara muslimin dengan sekutu Saqif dan Hawazin. Namun akhirnya suku Saqif pun berdamai dengan rosulullah SAW dan menyatakan diri masuk Islam.
Perang tabuk
Perang ini terjadi di Tabuk pada tahun ke-9 Hijriyah. Perang ini antara orang muslimin dengan orang Romawi timur. Namun pasukan Romawi mengundurkan diri karena melihat besarnya pasukan Islam. Perang ini adalah perang yang terakhir yang diikuti oleh Nabi SAW.
Akhir hayat Rosulullah
Setelah Makkah dibebaskan dan Saqifpun masuk Islam, ditambah dengan beralihnya kepercayaan suku-suku Arab di utara Islam, maka suku-suku arab yang lain berbondong-bondong berdatangan ke Madinah ingin bergabung dengan nabi SAW. Hal itu terjadi tahun ke-9 Hijriyah. Dalam tahun ke-10 H nabi bersama rombongannya yang besar melaksanakan haji, dan inilah haji yang terakhir bagi beliau yang merupakan haji perpisahan. Rosulullah SAW berpidato perpisahan yang singkat tetapi padat. Tiga bulan setelah Nabi haji, sakitlah beliau dan ditunjuklah Abu Bakr as-siddiq sebagai gantinya dalam mengimami sholat. Akhirnya beliaupun wafat dengan tenang pada hari senin tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 H. dan dimakamkan disamping masjid Madinah dalam usia 63 tahun.

4. Masa Khulafaur Rosyidin
Nabi tidak menunjuk siapa yang akan menggantikan sepeninggalnya dalam memimpin umat yang baru terbentuk.masalah suksesi menjadiikan suasana politk umat Islam menjadi sangat tegang. Ada tiga golongan yang bersaing tegas dalam perebutan kepemimpinan ini. Anshor, Muhajirin dan keluarga Hasyim. Masing-masing golongan merasa berhak menjadi penerus Nabi. Namun abu Bakr, Umar ibn Khathab, dan Abu Ubaidah ibn Jarrah memaksa Abu Bakr sendiri yang menjadi pengganti Nabi. Karena ia adalah orang Quraisy yang merupakan pilihan ideal, karena sejak mula pertama menjadi pendamping Nabi, dialah sahabat yang paling memahami risalah Nabi. Sebagai pimimpin umat setelah Nabi, Abu Bakr bergelar “Kholifah Rosulillah” atau Kholifah saja (secara harfiah artinya orang yang mengukuti, pengganti kedudukan rosul).
Abu bakr as-Siddiq
Abu Bakr as-Siddiq memerintah tahun 11-13 H atau 632- 634 M. Namanya ialah Abdullah bin Abi Quhafa at-Tamimi. Di zaman pra Islam bernama Abdul Ka’bah, kemudian diganti Nabi menjadi Abdullah ketika ia masuk Islam. Julukannya adalah Abu Bakr (Bapak Pemagi) karena dari pagi-pagi betul (orang ynag paling awal memeluk Islam). Dalam pidato inaugurasi yang diucapkan sehari setelah pengangkatannya, menegaskan totalitas kepribadian dan komitmen abu Bakr terhadap nilai-nilai Islam dan strategi meraih keberhasilan tertinggi bagi umat sepeninggal Nabi. Abu Bakr menghadapi orang-orang yang melepaskan diri dari Islam yang menganggap bahwa perjanjian-perjanjian yang dibuat bersama Muhammad dengan sendirinya batal disebabkan kematian Nabi Islam itu. Gerakan melepas kesetiaan itu disebut dengan “Riddah”, yang berarti murtad, beralih kepercayaan agama ke kepercayaan semula. Selain itu Abu Bakr juga membersihkan nabi-nabi palsu serta orang-orang yang tidak mau membayar zakat. Dalam peperangan Riddah banyak penghafal al-Qur’an yang meninggal, maka Umar menasehati Abu Bakr untuk membuat suatu “kumpulan” Al-qur’an. Abu Bakr memperluas wilayah Islam di Irak dan menaklukan Hirrah. Ia juga mengirim pasukan ke Suriah dengan dipimpin oleh empat panglima. Khalifah Abu Bakr meningal dunia ketika berusia 63 tahun, pada hari senin, 23 Agustus 624 M. masa kekhalifannya selama 2 tahun 3 bulan dan 11 hari.
Umar ibn Khattab (13-23 H/ 634-644 M )
Ia bernama Umar ibn Khattab ibn Nufail keturunan Abdul ‘Uzza dari suku Adi. Ia masuk Islam pada tahun kelima setelah kenabian. Sebelum Abu Bakr meninggal, ia telah menunjuk Umar ibn Khattab sebagai penerusnya. Penunjukan ini dimungkinkan untuk mencegah adanya perselisihan diantara umat Islam. Meskipun peristiwa diangkatnya Umar sebagai khalifah merupakan fenomena yang baru, tetapi haruslah diingat bahwa proses peralihan kepemimpinan tetap dalam bentuk musyawarah, yaitu berupa usulan dari Abu Bakr yang diserahkan kepada umat Islam. Kholifah Umar meneruskan ekspedisi Abu Bakr, pada tahun 635 M Damascus ibukota Suriah ditaklukan. Dari Suriah, kaum muslimin melanjutkan langkah kebumi Mesir dan membuat kemenangan-kemenangan di wilayah Afrika bagian utara. Iskandariyah sebagai ibukota Mesir di kepung selama empat bulan sebelum ditaklukan oleh pasukan Islam. Cyrus, pemimpin Romawi di Mesir menandatangani perjanjian damai dengan kaum muslimin setelah mengetahui kebesaran dan ketangguhan muslimin untuk menguasai Mesir.
Pusat kekuasaan Islam di madinah juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Umar mendirikan dewan-dewan, membangun baitul mal, mencetak mata uang, membentuk persatuan tentara untuk melindungi daerah tapal batas, mengatur gaji, mengangkat hakim-hakim dan menyelenggarakan ‘Hisbah’ (pengawasan pasar, mengontrol timbangan dan takaran, menjaga tata tertib dan kesusilaan dan sebagainya). Kholifah Umar meninggal tiga hari setelah ia ditikam oleh budak bangsa Persia yang bernama Feroz atau Abu Lu’lu’ah.
Ustman ibn Affan (24- 36 H/ 644-656 M)
Nama lengkapnya adalah Utsman ibn Affan ibn Abdil-As ibn Umayah dari Quraisy. Umar mejadi kholifah melalui badan Syuro yang di tunjuk Umar sebelum ia meninggal. Utsman meneruskan ekspedisi pendahulunya. Pasukan muslim diinstruksikan untuk memasuki Afrika Utara. Salah satu pertempuran penting disini adalah “Zatis Sawari atau perang kapal”. Peperangan ini terjadi di laut tengah dekat kota Iskandariyah. Dinamakan perang kapal karena banyaknya kapal-kapal perang yang terlibat. Konon katanya ada 1000 kapal. Karya besar Utsman lainnya yang dipersembahkan untuk umat Islam adalah susunan kitab suci Al-Qur’an.
Ali ibn Abi Tholib (36- 41 H/ 656- 661 M).
Ali adalah putra Abi Tholib ibn Abdul Mutholib. Beberapa hari setelah pembunuhan Ustman, stabilitas keamanan kota Madinah menjadi rawan. Orang pertama yang membaiat ali adalah Talhah ibn Ubaidillah. Yang pertama diselesaikan oleh Ali adalah menghidupkan cita-cita Abu Bakr dan Umar dan menurunkan semua gubernur yang tidak disenangi rakyat. Oposisi secara terang-terangan dimulai dari Aisyah, Thalhah dan Zubair. Mereka ingin agar Ali segera mengurus orang yang telah membunuh Usman. Tetapi tuntutan yang pertama itu tidak mungkin dikabulkan oleh kholifah, karena menghukum para pembunuh bukanlah perkara yang mudah, kholifah Usman tidak hanya dibunuh oleh satu orang saja, melainkan banyak orang dari mesir, Irak, dan Arab. Ali sebenarnya ingin menghindari pertikaian tersebut, namun penyelesaian damai sulit dicapai. Akhirnya Thalhah dan Zubair terbunh ketika hendak melarikan diri. Sedangkan Aisyah dikembalikan ke Madinah. Perang ini disebut perang Jamal, karena Aisyah menaiki unta dalam perang itu. Setelah menyesaikan urusan Thalhah dan kawan-kawan, pusat Islam dipndahkan ke Kuffah. Sehingga berakhirlah Madinah sebagai pusat Islam. Sehingga seluruh kota islam dikuasai ali, kecuali Suriah. Dengan dikuasainya Suriah oleh Muawiyah, yang secara terbuka menentang Ali pertempuran sesame muslim terjadi lagi, yaitu di kota tua Siffin dekat sungai Eufrat pada tahun 37 H. Peperangan ini diselesaikan dengan tahkim, yakni diselesaikan oleh dua orang penengah sebagai pengadil. Wasit ternyata tidak menyelesaikan masalah, tapi menegaskan bahwa gubernur yang maker itu mempunyai kedudukan yang setingkat dengan kholifah, dan menyebabkan lahirnya golongan Khawarij, orang-orang ynag keluar dari golongan Ali. Muawiyah telah menguasai Mesir, sehingga Ali terpaksa mengakui keabsahan kepemilikan Muawiyah atas Suriah dan Mesir. Tanpa diduga, ternyata keputusan tersebut tidak disukai oleh orang-orang Khawarij. Tepat pada 17 Ramadhan 40 H (661 M) Ali berhasil ditikam oleh Ibnu Muljam, seorang anggota Khawarij yang sangat Fanatik.
5. Masa daulah Umaiyah
Muawiyah adalah pembangun Bani Umaiyah dan sekaligus menjadi kholifah pertama. Keberhasilannya dimulai dari tahkim. Dialah yang mula-mula mengubah pimpinan Negara dari seorang yang dipilih oleh rakyat menjadi kekuasaan raja yang diwariskan secara turun temurun. Sebagai orang administrator, Muawiyah sangat bijaksana dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting. Selain itu ia memiliki kemampuan menonjol sebagai negarawan sejati. Gambaran dari sifat mulia tersebut tampak dalam keputusannya yang berani memaklumkan jabatan kholifah yang turun temurun.

Para Kholifah bani Umaiyah
Dinasti Umaiyah berkuasa hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun para Kholifahnya:
1. Mu’awiyah I (Ibn Abi Sufyan) 41H / 661 M.
2. Yazid (Ibn Muawiyah) 60H/ 680 M
3. Muawiyah II (Ibn Yazid ) 63H/ 683 M.
4. Marwan I (Ibn Hikam) 64H/ 684 M.
5. Abdul Malik ibn Marwan 65H/ 685 M.
6. Al-walid I (Ibn Abdul Malik) 86H/ 705 M.
7. Sulaiman Ibn Abdul Malik 96H/ 715 M.
8. Umar Ibn abdul Aziz 99H/ 717 M.
9. Yazid II (Ibn Abdul Malik ) 101H/ 720 M.
10. Hisyam Ibn Abdul Malik 105 H/ 724 M.
11. Al-Walid II (ibn Yazid) 125 H/ 743 M.
12. Ibrahim Ibn al-Walid 126 H/ 744 M.
13. Marwan II (Ibn Muhammad) 127-132 H/ 744-750M.
Muawiyah meninggal pada tahun 60 H di Damascus karena sakit dan digantikan oleh anaknya, Yazid. Ia menghadapi orang-orang yang mendukung Husain, cucu Nabi untuk dijadikan kholifah. Perang ini terjadi di Karbela yang menyebabkan Husain meninggal dunia. Penduduk Madinah memberontak terhadap Yazid dan memecatnya dan mengangkat Abdullah ibn Hanzalah dari Ansar. Namun pemberontakan ini dimenangkan oleh Yazid. Yazid meninggal pada tahun 64 H setelah memerintah 4 tahun dan digantikan oleh anaknya, Muawiyah II. Ia mengalami tekanan jiwa yang berat karena tidak sanggup memikul tanggung jawab jabatan kholifah yang besar itu sehingga ia hanya memerintah selama empat puluh hari. Muawiyah II diganti oleh Marwan ibn Hikam. Ia adalah gubernur Madinah dimasa Muawiyah dan penasehat Yazid di Damascus.ketika Muawiyah II meninggal dan tidak menunjuk siapa penggantinya, maka keluarga besar Umaiyah mengangkat Marwan sebagai kholifah. Namun ia cepat pergi, hanya memerintah satu tahun, ia wafat tahun 65 H dan menunjuk Abdul malik dan Abdul Aziz sebagai penggantinya secara berurutan.
Kholifah Abdul Malik adalah orang kedua yang terbesar dalam deretan para kholifah Bani Umayah yang disebut sebagai Pendiri Kedua bagi kedaulatan Umayah. Ia memerintah paling lama, yakni 21 tahun. Kholifah ini meninggal pada tahun 86 H dan diganti oleh putranya Al-Walid. Ia memerintah selama sepuluh tahun lamanya (86-96 H). pada masanya kekayaan melimpah ruah. Kekuasaannya hingga di Spanyol. Kholifah itu wafat tahun 96 H, dan digantikan oleh adiknya Sulaiman sebagaimana wasiatnya. Ia tidak sebijaksana kakaknya, ia suka harta seperti yang diperlihatkan ketika menginginkan harta rampasan perang dari Spanyol yang dibawa oleh Musa ibn Nusair. Ia dibenci rakyatnya. Para pejabatnya terpecah belah. Lalu ia menunjuk Umar ibn Abdul Aziz sebagai penggantinya sebelum ia meninggal dunia. Adapun kholifah ketiga yang terbesar adalah Umar ibn Abdul Aziz.
Kholifah ini berusaha memperbaiki segala tatanan yang ada dimasa kekhalifahannya. Seperti menaikan gaji untuk para gubernurnya, memberi santunan kepada para fakir miskin dan memperbarui dinas Pos. Kholifah Umar meninggal pada tahun 101 H. diganti oleh Yazid II ibn Abdul Malik (101 -105H). setelah kholifah Yazid II diganti oleh kholifah Hisyam ibn Abdul Malik. Ia memerintah selama 20 tahun (105-125 H). ia juga termasuk kholifah bani Umaiyah yang baik, karena kebersihan kepribadiannya, pemurah, gemar kepada keindahan, berakhlak mulia dan teliti.
Kejayaan dan Kemunduran.
Bani Umaiyah menaruh perhatiannya pada usaha memperluas wilayah, dalam waktu Sembilan puluh tahun banyak Negara yang yang masuk dalam kekuasaan Islam. Adapun hal-hal yang membawa kejatuhan Bani Umayah dapat diidentifikasikan antara lain : 1. pertentangan keras antara suku-suku arab ayng sejak lama terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Arab Utara (Mudariyah ) dan Arab Selatan (Himmariyah). Dizaman Umayah persaingan antar etnis mencapai puncaknya, karena kholifah yang memihak salah satu dan menafikan yang lainya. 2. Ketidakpuasan sejumlah pemeluk Islam non Arab. Karena orang-orang ini tidak mendapat tunjangan tahunan yang lebih kecil dibanding tunjangan yang diberikan kepada orang-orang Arab. 3. Latar belakang terbentuknya kedaulatan bnai Umayah tidak terlepas dari konflikkonflik politik. Kaum Syi’ah dan Khawarij terus berkembang menjadi gerakan oposisi yang kuat.
6. Masa daulah Bani Abbasiyah
Sebelum Abbasiyah berdiri, terdapat tiga pusat islam, yaitu Humaimah, dihuni oleh keluarga Hasyim, Kuffah yang dihuni oleh kelompok Syi’ah, dan Khurasan tempat orang-orang yang kuat, berani, teguh pendirian, dan tidak mudah bingung terhadap kepercayaan yang menyimpang. Disinilah diharapkan keluarga Abbasiyah mendapatkan dukungan. Di Humaimah bermukim keluarga Abbasiyah juga. Yang pemimpinya bernama al-Imam Muhammad ibn Ali yang meletakan dasar-dasar berdirinya Bani Abbasiyah. Rencana pendirian daulah Abbasiyah dilaksanakan di Humairah, penyebarannya di Kuffah dan tempat pergolakannya di Khurassan yang jauh dari Bani Umayah. Propaganda Bani Abbasiyah dilakukan degan dua cara, pertama mereka berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Kedua dengan menyiapkan pasukan bersenjata untuk melawan Bani Umayah. Namun rencana ini diketahui oleh kholifah Umaiyah yang terakhir, yaitu Marwan. Lalu ia menangkap Imam Ibrahim pemimpin Abbasiyah yang berkeinginan mendirikan kekuasaan itu. Sebelum di eksekusi ia mewasiatkan kepada adiknya, Abu al Abbas untuk menggantikan kedudukannya dan memerintahkannya untuk pindah ke Kuffah. Sedang pemimpin propaganda diserahkan kepada Abu Salamah. Pemimpin Umaiyah di Kuffah Yazid ibn Umar ibn Hubairah, ditaklukan oleh Abbasiyah dan diusir ke Wasit. Abdullah ibn Ali paman Abu al Abbas , diperintahkan untuk mengejar Marwan bersama pasukannya yang melarikan diri, dan dapat dipukul di dataran rendah sungai Zab. Kholifah itu melarikan diri hingga di Fustat, dan akhirnya terbunuh di Busir, wilayah al Fayyum tahun 132 H/ 750 M dibawah pimpinan Salih ibn Ali, paman Abu Abbas yang lain. Dengan demikian, berdirilah daulah Abbasiyah yang dipimpin oleh Abu al Abbas as-Saffah kholifah pertamanya yang berpusat di Kuffah.
Sebelum kholifah Abu al Abbas as-Saffah meninggal, ia telah mewasiatkan siapa yang akan menggantikannya, yakni saudaranya, Abu Ja’far kemudian Isa ibn Musa. System pengumuman putra mahkota ia meniru Bani Umaiyah. Beberapa kholifah bani abbasiyah adalah:
1. Abul Abbas as-Saffah 132-136H/ 749-754M.
2. Abu Ja’far al-Mansur 136-158H/ 754-775M.
3. Abu Abdullah Muhammad al-Mahdi 158-169H/ 775-785M.
4. Abu Muhammad Musa al-Hadi 169-170H/ 785-786M.
5. Abu Ja’far Harun ar-Rosyid 170-193H/ 786-809M.
6. Abu Musa Muhammad al-Amin 193-198H/ 809-813M.
7. Abu ja’far Abdullah al-Makmun 198-218H/ 813-833M.
Ibrahim ibn al-mahdi 201-203H/ 813-833M.
8. Abu Ishaq Muhammad al-Mu’tasim 218-227H/ 833-842M.
9. Abu Ja’far Haru al-Wasiq 227-232H/ 842-847M.
10. Abul Fadl Ja’far al- mutawakil 232-247H/ 847-861M.
11. Abu Ja’far Harun 247-248H/ 861-862M.
12. Abul Abbas Ahmad al-musta’in 248-252H/ 862-866M.
13. Abu Abdullah Muhammad al-Mu’tazz 252-255H/ 866-869M.
14. Abul Ishaq Muhammad al- Muhtadi 255-256H/ 869-870M.
15. Abul abbas Ahmad al-Mu’tamid 256-279H/ 870-892M.
16. Abul abbas ahmad al-Mu’tadid 279-789H/ 892-902M.
17. Abu Muhammad Ali al-Muktafi 289-295H/ 902-905M.
18. Abu Fadl Ja’far al-Muqtadir 295-320H/ 905-932M.
19. Abu Mansur Muhammad al-Kahir 320-322H/ 932-934M.
20. Abul Abbas Ahmad ar-Radi 322-329H/ 934-940M.
21. Abu Ishaq Ibrahim al-Muttaqi 329-323H/ 940-944M.
22. Abul Qasim Abdullah al- Mustaqfi 323-334H/ 944-946M.
23. Abul Qasim al fadl al- Muthi’ 334-362H/ 946-974M.
24. Abul Fadl Ja’far abdul Karim at-Ta’i 362-381H/ 974-991M.
25. Abul abbas Ahmad al-qadir 381- 422H/ 991-1031M.
26. Abu ja’far Abdullah al-Qa’im 422-467H/ 1031-1075M.
27. Abul qasim Abdullah al- Muqtadi 467-487H/ 1075-1094M.
28. Abul Abbas Ahmad al- Mustazhir 487-512H/ 1094-1118M.
29. Abu Mansur al- fadl al-Mustarsyid 512-529H/ 1118-1135M.
30. Abu ja’far al-Mansur ar-rosyidi 529-530H/ 1135-1136M.
31. Abu Abdullah Muhammad al- muqtafi 530-555H/ 1136-1160M.
32. Abul Muzaffar al- Mustanjid 555-566H/ 1160-1170M.
33. Abu Muhammad al-hasan al-Mustadi’ 566-575H/ 1170-1180M.
34. Abu al-abbas Ahmad an-Nasir 575-622H/ 1180-1225M.
35. Abu Nasr Muhammad az-Zahir 622-623H/ 1225-1226M.
36. Abu Ja’far al-Mansur al-Mustansir 623-640H/ 1226-1242M.
37. Abu Ahmad Abdullah al-Musta’sim 640-656H/ 1242-1258M.
Kejayaan daulah Abbasiyah terjadi pada masa Kholifah harun ar-Rosyid (170-193H/ 813-833M). pada masanya berkembang ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan umum maupun agama. Seperti ilmu AlQur’an, Fiqh, dan sebagainya. Ada seniman juga, seperti Abu Nuwas. Dimasa itu pelabuhan Abbasiyah juga disinggahi kapal-kapal dari seluruh penjuru dunia, yang membawa barang dagangan seperti sutera, minyak kesturi dan porselen. Barang-barang tambang, rempah-rempah, dan cat dibawa kapal-kapal dari India. Istana Kholifah luasnya mencapai sepertiga dari luasnya Baghdad.
Di antara sebab-sebab kemundurannya ialah hidup mewah yang terjadi pada para kholifah Abbasiyah dan keluarganya serta para pejabatnya karena harta kekayaan yang melimpah dari hasil wilayah yang luas. Kondisi itu diperburuk dengan lemahnya para kholifah, sehingga mereka berada dibawah pengaruh para pengawalnya yang menguasai keadaan yang terdiri dari orang-orang Turki. Disamping adanya dinasti-dinasti yang memerdekakan diri terhadap pemerintahan pusat. Bahkan dinasti-dinasti seperti Bani Umayah di Spanyol dan dinasti fatimiyah di Afrika Utara dan Mesir menjadi saingan Abbasiyah. AKHIR DARI KEKUASAAN Abbasiyah ialah ketika Baghdad dihancurkan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan, 656 H/ 1258 M.
7. Dinasti-dinasti Selain Abbasiyah di Kawasan Budaya Arab.
Afrika Utara
Di Afrika Utara, mulai dari Maroko hingga ke Mesir pada mulanya masuk kewilayah Abbasiyah. Namun kemudian berdiri dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan dari Baghdad. Di Maroko berdiri dinasti Idrisiyah,didirikan oleh Muhammad Ibn Idris yang beraliran Syi’ah. Berdiri pula Dinasti Rustamiyah di Aljazair Barat yang dipelopori oleh Abdurrohman ibn Rustam yang beraliran Khawarij Ibadiyah. Di Aljazair juga berdiri dinasti Aglabiyah, dan Sicilia. Dinasti ini didirikan oleh Ibrahim ibn al-Aglab yang diberi otonomi wilayah yang sekarang disebut Tunisiaoleh kholifah Hrun ar-Rosyid. Berdiri pula Dinasti Ziriyah dan Hammadiyah di nafrika Utara sebelah tengah (Aljazair Timur) dengan ibukota Qairuwan. Al-Murabitun atau al-Murawiyah berkuasa di Maroko dan Spanyol yang didirikan oleh Abu Bakr al-lamtuni dari suku Barber Sanhajah. Al-Muwahhidun berdiri di Maroko dan Spanyol sebagai protes atas madhab maliki yang kaku. Pendirinya adalah al-Mahdi ibn Tumart. Berdiri pula Dinasti Mariniyah berasal dari bani Marin adalah suku Barber Zenata yang nomad yang menggantikan kekuasaan al-Muwahhidun di Maroko dan beribu kota di Fez. Berdiri dinasti Hafsiyah di Tunisia dan Aljazair timur.

Mesir dan Syiria
Dalam periode kedua dari pemerintahan abbasiyah berdiri Dinasti Tuluniyah di Mesir. Pendirinya adalah Ahmad ibn Tulun yang berasal dari Turki. Dinasti Ikhsyidiyah berkuasa di Mesir setelah dinasti Tuluniyah. Dinasti ini didirikan oleh Muhammad ibn Tugj yang berasal dari Turki. Dinasti Fatimiyah berdiri pada tahun 297-567H/ 909-1171M. semula di Afrika Utara, kemudian di Mesir dan Syria. Pendirinya yaitu Ubaidillah al-Mahdi. Sebagai ganti fatimiyah muncul Dinasti Ayyubiyah di Mesir yang berkuasa pada tahun 564 hingga akhir abad ke 9/1169 sampai akhir abad ke-15 M. pendirinya Salahuddin. Kaum Mamluk menguasai Mesir dan Syiria tahun 648-922H/ 1250-1517M. Masa Dinasti Mamluk merupakan kemakmuran dan kejayaan di bidang ekonomi dan budaya, disamping seni dan arsitektur yang mempunyai warna tersendiri.
Arabia
Di jazirah arab pernah berdiri dinasti yang bercorak Syi’ah, ialah kaum Qaramitah. Dinasti ini didirikan oleh Abu Sa’id al-Hasan, yang dikenal dengan Abu Sa’idiyah. Selain itu di Yaman berdiri Zaidiyah, dinasti ini kelompok Syi’ah juga, namun lebih moderat dari pada Dinasti Qaramith yang ada di Arab. Di Oman dan Negeri-negeri pantai timur termasuk Zen Zibar berdiri dinasti Bu Sa’idiyah, menggantikan dinasti Ya’rubiyah yang didirikan oleh Ahmad ibn Sa’id yang beraliran khawarij. Di Nejd berdiri kekuasaan kaum wahabiyah, yang dipelopori oleh persekutuan antara Muhammad ibn Abdul Wahab dengan Muhammad ibn Sa’ud.
Irak
Dinasti Bani Buwaihi telah menguasai irak setelah menundukkan Abbasiyah. Di masa kekuasaan bnai Buwaihi Baghdad dijadikan pusat pemerintahannya. Namun pada akhirnya dinasti bani buwaihi ini di taklukan oleh dinasti Saljuk. Dinasti ini berasal dari suku bangsa Ghuzz di Turkistan dan bermigrasi ke barat dibawah Seljuk ibn Tuqaq. Pusat dinasti Saljuk di Ray atau Isfahan, sedangkan kholifah Abbasiyah tetap di Baghdad.