Minggu, 27 Maret 2011

Mitos yang Berkembang

Istilah manusia dan kebudayaan tidak bisa tidak harus ditempatkan dalam pengertian saling menyifati . Maka setiap menyebut kebudayaan yang dimaksud adalah kebudayaan milik manusia, yang diciptakan oleh manusia, dan digunakan sebagai sarana kehidupan. Dalam fakta kehidupan budaya bisa berkembang sehingga menjadi tidak terkendali oleh manusia yang mendukungnya, berkembang menjadi misterius yang tidak dapat lagi dikuasai secara ilmu pengetahuan dan berubah menjadi fakta alami seperti, mitos. Mitos salah satu dari kebudayaan. Mitos adalah pengetahuan dan kepercayaan baru yang bermunculan pada waktu nenek moyang kita dan timbul disebabkan keterbatasan alat indera dan pengetahuan manusia .

Rasa keingintahuan manusia tidak puas hanya dengan dasar pengalaman saja. Dengan demikian mereka mereka-reka sendiri suatu kejadian atau jawaban atas rasa keingintahuannya. Contoh, mereka melihat adanya gerhana bulan, mereka ingin tahu penyebab terjadinya, karena keterbatasannya dalam ilmu pengetahuan, maka mereka beranggapan bahwa gerhana bulan terjadi karena adanya raksasa yang marah dan menelan bulan. Ketika gerhana terjadi, orang-orang menepuk tanaman-tanaman yang bermanfaat untuknya, seperti pohon kelapa, jeruk, jambu, dan sebagainya, dengan tujuan tanaman-tanaman bisa cepat berbuah. Tidak hanya tanaman, namun juga hewan peliharaannya seperti sapi, kerbau, kuda dan ayam.

Contoh lain, ada orang bertanya,’’ Apa penyebab gunung-gunung meletus?’’, karena tidak dapat dijawab, maka mereka mengatakan bahwa di dalam gunung ada penghuninya, apabila ia marah, akan mengeluarkan apa yang ada didalam gunung itu. Dengan tujuan orang sekitar mengetahui kalau ia marah. Jawaban itu mereka temukan dengan mereka-reka, apabila dihubungkan dengan ilmu pengetahuan, maka tidak sesuai dengan kenyataannya. Orang-orang juga mengatakan bagi seorang perempuan tidak diperbolehkan makan dipintu, karena dianggap bisa menyebabkan sulitnya untuk mendapatkan jodoh. Contoh lain, apabila ada orang yang mau mengadakan acara, ia tidak boleh pergi jauh dari rumah sekitar dua minggu sebelum acaranya, karena kepercayaan mereka akan adanya bencana yang akan datang apabila ia keluar dari rumah. Dalam acara pernikahan orang yang akan menikah dilarang mandi, mereka berkeyakinan bahwa adanya ketidaklancaran acara bila calon pengantin mandi, seperti adanya hujan.

Dalam acara pernikahan mereka juga memasang dua pohon pisang didepan pintu yang keduanya berbuah. Hal ini sebagai tanda bahwa adanya seorang laki-laki dan seorang perempuan bertemu kemudian mereka menikah. Calon suami istri juga tukar cincin. Hal tersebut dimaksudkan supaya pernikahan bisa tetap atau langgeng, karena cincin berbentuk bulat dan apabila ada orang yang berjalan diatsnya mereka tidak akan bisa berhenti., dengan kata lain mereka akan selalu berjalan terus. Ada juga orang yang mau menikah ia membuat jadah dan wajik, mereka menggap bahwa dengan jadah dan wajik itu antara suami dan istri akan lebih harmonis, karena jadah dan wajik dibuat dari ketan, dan ketan sebelum dimasak akan hambur, namun jika telah dimasak akan lengket antara ketan yang satu dengan ketan yang lain, selain itu juga lengket dengan benda-benda yang lain. Dengan demikian mereka menganggap bahwa orang yang belum menikah akan kelihatan belum begitu akrab dengan orang yang akan diajak menikah. Namun jika mereka telah menikah akan menjadi lakrab seperti lengketnya ketan jika sudah dimasak. Selain itu ada yang mengatakan bahwa seorang perawan tidak boleh makan telur yang belum sempurna, karena mempersulit adanya keturunan. Dengan kata lain bila akan punya keturunan selalu gagal. Anak yang masih sekolah tidak boleh makan pantat ayam, karena menjadikannya sulit dalam memahami pelajaran. Namun jika orang yang sudah besar dan sudah selesai sekolah tidak berpengaruh. Pada tanggal satu Syuro ada yang magengan, yaitu membawa makanan ketepi laut, ada juga yang membasuh kerisnya, mereka menganggap tanggal satu Syuro adalah hari yang dikeramatkan. Namun hal ini banyak dibudayakan oleh orang-orang yang dekat dengan laut.

Semua cerita-cerita tersebut adalah hasil dari kelompok, sebagai kepercayaan baru untuk memenuhi rasa keingintahuan mereka. Meskipun jika dihubungkan dengan ilmu pengetahuan tidak ada hubungannya. Dengan demikian cerita-cerita tersebut timbul karena keterbatasan manusia dalam ilmu pengetahuan, dan sampai saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat, karena merupakan tradisi yang diyakininya. Dikatakan sebagai tradisi karena diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya .
Pada masa modern ini juga ada kebudayaan baru yang mana menunjukkan adanya cara berfikir yang rasional, menonjolnya kebebasan dan penggunaan tekhnologi dengan tepat. Dengan kata lain kebudayaan pada waktu sekarang ini berdasarkan dengan ilmu pengetahuan. Namun juga ada yang dikatakan tidak sesuai dengan agama, misal kebudayaan orang barat yang hanya menggunakan celana dalam bila ia berada dipantai, padahal pantai tempat banyak orang dan agama islam pun juga menyuruh kita untuk menutupi aurot.

Sumber bacaan,
Johanes Mardinin, Jangan tangisi tradisi, (Yogyakarta;KANISIUS,1994)Hal 48 dan 13
Drs. Mawardi dan Ir. Nur Hidayati, IAD,IBD, ISD, (Bandung:PUSTAKA SETIA, 2007), Hal 13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar