Jumat, 04 November 2011

Islam di Kawasan Kebudayaan Arab

Islam di Kawasan Kebudayaan Arab.
1. Pendahuluan
Pada awalnya kawasan budaya Arab hanya meliputi jazirah Arab saja. Namun setelah Islam datang dan menyebar kewilayah sekitarnya, maka terislamkanlah dan terarabkanlah Negara-negara sekitarnya. Kawasan kebudayaan Arab terdiri dari Negara-negara di timur Tengah, seperti Turki, Iran, Israel, Libanon, irak, Yordania, Syria, Mesir dan kerajaan-kerajaan yang ada di Teluk Persia (Oman, Bahrain, Kuwait, Uni Emirat Arab dan Qatar). Sedangkan di Afrika Utara meliputi Maroko, Aljazair, Tunisia, dan Lybia.
2. Periode Makkah sebelum Nabi Muhammad SAW lahir.
Bangsa Arab termasuk ras tau rumpun bangsa Caucasoid, dalam sub ras Mediterranean. Mereka kebanyakan mendiami wilayah pinggir Jazirah. Pada masa dahulu tanah arab dibagi menjadi tiga, pertama Arab Petrix, berada disebelah barat daya gurun Syria dengan Petra sebagai pusatnya. Kedua Arab Diserta atau gurun Syria yang kemudian dipakai untuk menyebut seluruh jazirah arab karena tanahnya yang tidak subur. Ketiga Arab Felix, wilayah hijau atau wilayah yang berbahagia. Yakni wilayah Yaman yang memiliki kebudayaan maju dengan Kerajaan Saba’ dan Ma’in. Agama bangsa Arab menganut agama yang bermacam-macam, antara lain yang terkenal adalah penyembahan terhadap berhala atau paganisme. Ada juga yang menganut agama Masehi, yaitu Waroqoh Ibn Naufal dan penduduk Yaman, Najran dan Syam. Sedangkan Yahudi dipeluk oleh Yahudi Imigran di Yaman dan Yatsrib yang besar jumlahnya. Selain itu ada yang memeluk agama Majusi, agama orang-orang Persia.
Silsilah Nabi SAW.
Muhammad lahir tanggal 12 Rabiul Awal atau 20 April 571 M (Syalabi) atau Agustus 570 (Haekal), ketika Abrahah, raja Yaman dengan pasukan bergajah menyerbu Ka’bah. Ia adalah putra dari Abdullah, dan kakeknya Abdul Mutholib yang bertugas menjaga Ka’bah dan memberi minum bagi jama’ah haji. Silsilah Nabi bisa dilihat :

Diangkat menjadi Nabi.
Ketika berumur dua belas tahun, Muhammad ikut berdagang pamannya di Syam. Dari pengalaman berdagang pertama ke Syam, maka beliau ingin berusaha sendiri berdagang dengan ikut membawa dagangan Khodhijah. Khodijah tertarik akan kepribadian Muhammad dan kejujurannya ketika membawakan dagangannya. Kalau diurut silsilahnya sebenarnya antara Muhammad dan Khodijah masih ada hubungan kekeluargaan. Kejujuran Muhammad terlihat pula ketika para kabilah berselisih siapa yang harus meletakkan hajar aswad ke tempat asalnya ketika Ka’bah diperbaiki. Akhirnya mereka bersepakat bagi siapa saja yang datang pertama lewat pintu Syaibah, maka dialah yang berhak meletakkan hajar aswad ke tempat semula. Tanpa di duga ternyata yang lewat duluan adalah Muhammad. Namun Muhammad tidak mau menggunakan haknya itu tanpa harus ikut sertanya para pemimpin kabilah, maka beliau membeberkan kain jubahnya dan diletakkanlah hajar aswad itu diatasnya. Lantas diangkatlah kain itu bersama-sama dengan para wakil pemimpin kabilah masing-masing yang ada di Makkah.
Adanya kegelapan pada umatnya yang menyembah berhala, beliau prihatin dengan mengundurkan diri dari keramaian. Bertahannus, menyepi di gua Hira’. Maka usaha untuk mendapat petunjuk dari Yang Maha Kuasa itu berhasil dengan datangnya Malaikat Jibril pada bulan Ramadhan tanggal 17 tahun keempat puluh dari umurnya. Saking kagetnya Muhammad merasa badannya menggigil ketika pulang ke istri tercintanya. Kemudian Khodijah pergi ke anak pamannya, yaitu Warakah ibn Naufal. Warakah mengatakan bahwa Muhammad akan menjadi orang pilihan. Dengan wahyu pertama itu, maka Muhammad telah diangkat oleh Allah sebagai Nabi, utusanNya.
Dakwah Islam.
Ajakan Muhammad sebagai rosulullah dimulai dari lingkungan keluarga secara diam-diam. Rosulullah SAW berfikir bagaimana caranya menyiarkan Islam dikalangan umatnya yang masih menyembah berhala. Di mulailah ia mengajak Abu Bakr sahabatnya dari kabilah Taim yang dikenalnya bersih dan jujur. Setelah tiga tahun berjalan dakwah Islam secara diam-diam, maka disuruhlah Nabi mengumumkan Islam dengan terang-terangan. Nabi mengajak keluarganya dari Bani Hasyim, namun mereka tidak menghiraukannya, seperti Abu Lahab yang bahkan mencemooh Muhammad hingga turun surat al-Lahab. Kaum Quraisy merasa terancam dengan dakwah Islam. Sehingga kaum muslim dibunuh dan siksa. Namun mereka tidak berani pada Nabi, karena ia masih dilindungi oleh pamannya, Abu Tholib. Melihat kejadian itu nabi menyuruh kaum muslimin untuk hijrah ke Abisinia. Hijrah ini dilakukan dua kali, pertama terdiri sebelas pria dan empat wanita. Mereka kembali ke Mekkah ketika mendengar bahwa Quraisy sudah tidak menganiaya orang muslim lagi. Namun sesampainya di Makkah, justeru Quraisy lebih menyiksanya lebih kejam dari yang sebelum-belumnya. Oleh karena itu mereka berhijrah lagi ke Abisinia dengan rombongan yang lebih besar, yakni delapan puluh orang pria, tanpa ada wanitanya.
Nabi Muhammad mendapat kesulitan lagi setelah meninggalnya dua orang yang dicintai yakni Abu Tholib dan Khodijah yang hanya berselang tiga hari saja. Orang-orang Quraisy semakin keras mengganggu Nabi. Nabi ingin menyiarkan agama Islam di Tha’if, namun penduduk Tha’if menolaknya.
3. Periode Madinah
Hijrahnya nabi Muhammad SAW
Melihat pesatnya akwah islam di yatsrib dan masuknya islam suku Aus dan khazraj, maka nabi Saw memerintah umatnya untuk berhijrah ke kota itu. Nabi SAW juga menunggu perintah hijrah langsung dari Allah. Pada suatu malam beberapa pemuda Quraisy mengepung rumah Rosulullah. Pada malam itulah Rosulullah diperintahkan untuk berhijrah. Maka diaturlah siasat, yakni Ali ibn Abi Tholib diperintahkan tidur ditempat tidurnya. Hal itu dianggap bahwa Nabilah yang masih tertidur di tempat tidurnya. Pada lar ut malam Nabi pergi ke rumah Abu Bakr tanpa diketahui oleh orang Quraisy yang hendak membunuhnya. Dari situ Nabi menuju Gua Sur diselatan Makkah. Sedangkan Ali diperintahkan untuk tinggal beberapa saat di Makkah. Nabi dan Abu Bakr dipandu oleh Abdullah ibn Uraiqit menuju Yatsrib melalui jalan yang tidak biasa dilalui orang.
Lalu Nabi melewati gunung-gunung batu yang terjal serta panas yang menyengat hingga beliau sampai di Yatrib. Nabi disambut baik oleh kaum muslim yang telah masuk Islam di Yatsrib. Mereka mempersilahkan Nabi untuk menginap dirumahnya. Namun Nabi membiarkan untanya berjalan hingga berhenti di tempat penjemuran kurma milik dua anak yatim dari Bani an Najjar yang walinya adalah Sahl dan Suhail ibn ‘Amr. Di tempat itulah Nabi menyuruh umatnya untuk mendirikan masjid. Sementara itu Nabi tinggal di rumah Abu Ayyub.
Membangun Masyarakat Islam.
Pada periode awal Nabi belum berhasil membentuk komunitas Islam karena jumlahnya yang sedikit dibawah tekanan musuh-musuhnya. Di Kota Yatsrib beliau segera meletakan dasar-dasar masyarakat Islam, yang pertama adalah mendirikan masjid untuk tempat berkumpul dan bertemu disamping untuk beribadah kepada Allah. Yang edua adalah mempersaudarakan kaum Anshor yang menlong Nabi dengan kaum Muhajirin yaitu mereka yang berhijrah dari Makkah ke Madinah. Dasar ketiga yaitu perjanjian untuk saling membantu antara kaum muslimin dan bukan muslim. Sedangkan yang keempat, yaitu meletakkan landasan-landasan politik, ekonomi dan kemasyarakatan. Prinsipnya antara lain keadilan yang harus dijalankan kepada setiap penduduk tanpa pandang bulu. Dan prinsip musyawarah untuk memecahkan segala masalah.
Perang dalam Islam
Perang Badar
Pada tahun kedua Hijriyah dibulan Ramadhan terjadilah perang Badar antara kaum muslimin dengan kaum Quraisy. Sebab-sebabnya antara lain adalah Quraisy ingin melenyapkan musuh-musuhnya, kalau Quraisy menang, maka jalur perdagangan ke utara akan aman tanpa adanya gangguan seperti yang dikawatirkan.kekuatan orang Islam kira-kira 300 personil, sedangkan orang-orang Quraisy sebesar 1000 orang. Pertempuran terjadi di dekat sumur Badar antara Makkah dan Madinah. Peperangan ini dimenangkan oleh kaum muslim.
Perang Uhud
Perang ini terjadi dikaki gunung Uhud yang terletak diutara Madinah pada pertengahan bulan Sya’ban tahun ketiga Hijriyah. Sebab-sebab perang adalah kaum Quraisy ingin menebus kekalahan yang dideritanya pada waktu perang Badar. Jumlah orang Quraisy 3000 orang, sedangkan orang muslimin sebesar 1000 orang. Perang ini dimenangkan oleh pihak Quraisy.
Perang Khandaq
Perang Khandaq terjadi pada bulan Syawal tahun kelima hijriyah. Bertempat disekitar Madinah. Kaum muslim membuat parit, ketika kaum Quraisy sampai di Madinah mereka tercengang dengan adanya parit yang menganga lebar dan dalam menghalangi maksud mereka. Dalam keadaan frustasi sedemikian itu Huyai ibn Ahtab dari Quraisy mendatangi pemimpin Yahudi Bani Quraidah, Ka’ab ibn As’ad yang telah membuat kesepakatan dammai dengan Nabi untuk bersekutu dengannya. Ka’ab menyetujui permintaannya. Sehingga ia mengingkari janjinya kepada Nabi.
Perjanjian Hudaibiyah
Kira-kira enam tahun sudah kaum muslimin di Madinah. Untuk menghilangkan rasa rindunya dengan eluarga, maka mereka melakukan umroh di bulan-bulan yang dihormati. Yang mana mereka tidak boleh membawa senjata apapun kecuali hanya pedang sebagai senjata membela diri di jalan. Namun demikian orang-orang Quraisy tidak percaya kedatangan muslim tadi untuk umroh. Mereka menganggap kaum muslimin datang akan berperang, maka Kholid ibn Walid mencegat kedatangan rombongan Nabi, tapi Nabi tidak melewati jalan yang dihadang oleh Kholid, maka pada bulan yang ditentukan itu mereka sudah mendekati Makkah sampai disuatu tempat yang bernama Hudaibiyah. Nabi mengutus Usman untuk mengadakan pembicaraan kepada Quraisy. Kemudian datanglah Ustman membawa hasil dan diadakanlah perundingan antara kedua kelompok itu. Perundingan tersebut disebut Perjanjian Hudaibiyah Sulh al-Hudaibiyah yang isinya:
1. Gencatan senjata antara kedua pihak selama sepuluh tahun.
2. Orang Quraisy muslim yang akan datang kepada kaum muslimin dengan tidak izin walinya, hendaknya ditolak oleh kaum muslimin.
3. Quraisy tidak menolak orang muslim yang kembali kepada mereka.
4. Barang siapa yang ingin membuat perjanjian dengan Muhammad diperbolehkan, demikian juga barang siapa yang ingin membuat perjanjian dengan Quraisy diperbolehkan.
5. Kaum muslim ditangguhkan umrohnya hingga tahun depan. Kaum muslimin memasuki Makkah setelah Quraisy keluar dari kota itu. Dan tidak dibolehkan membawa senjata kecuali pedang yang ada disarungnya dan tidak boleh tinggal dikota suci lebih dari tiga malam.
Perang Mu’tah
Perang ini terjadi tahun 8 Hijriyah didekat desa Mu’tah. Perang ini disebabkan oleh terbunuhnya al Harist ibn Umar yang diutus nabi untuk menyampaikan surat kepada Raja Ghasasinah tentang dakwah Islam. Dalam perang ini banyak yang Syahid. Pasukan Quraisy bekerja sama dengan Byzantium dengan pasukan yang lebih besar, yakni ada yang mengatakan 200000 orang.
Pembebasan Makkah
Peristiwa ini terjadi pada tahun ke-8 Hijriyah. Kaum muslimin sudah menjadi banyak dengan banyaknya yang masuk Islam, maka Nabi sudah merasa bahwa untuk menaklukan Makkah tidak perlu lagi diperangi. Tapi cukuplah ditakut-takuti saja. Sementara itu juru bicara Rosulullah bersuara keras mengumumkan bahwa barang siapa yang masuk kerumah Abu Sufyan ia aman, barang siapa yang masuk masjid mereka aman, dan barang siapa yang masuk rumah masing-masing dan menutup pintu ia aman. Dengan demikian Makkah sudah dibebaskan dari kekafiran dan kemusyrikan serta tunduk pada kekuasaan Islam.
Perang Hunain da Taif
Perang ini terjadi di Wadi Hunain dan kota Taif pada tahun ke-8 Hijriyah. Pertempuran ini terjadi di Oase Hunain yang medannya berbukit-bukit. Perang ini antara muslimin dengan sekutu Saqif dan Hawazin. Namun akhirnya suku Saqif pun berdamai dengan rosulullah SAW dan menyatakan diri masuk Islam.
Perang tabuk
Perang ini terjadi di Tabuk pada tahun ke-9 Hijriyah. Perang ini antara orang muslimin dengan orang Romawi timur. Namun pasukan Romawi mengundurkan diri karena melihat besarnya pasukan Islam. Perang ini adalah perang yang terakhir yang diikuti oleh Nabi SAW.
Akhir hayat Rosulullah
Setelah Makkah dibebaskan dan Saqifpun masuk Islam, ditambah dengan beralihnya kepercayaan suku-suku Arab di utara Islam, maka suku-suku arab yang lain berbondong-bondong berdatangan ke Madinah ingin bergabung dengan nabi SAW. Hal itu terjadi tahun ke-9 Hijriyah. Dalam tahun ke-10 H nabi bersama rombongannya yang besar melaksanakan haji, dan inilah haji yang terakhir bagi beliau yang merupakan haji perpisahan. Rosulullah SAW berpidato perpisahan yang singkat tetapi padat. Tiga bulan setelah Nabi haji, sakitlah beliau dan ditunjuklah Abu Bakr as-siddiq sebagai gantinya dalam mengimami sholat. Akhirnya beliaupun wafat dengan tenang pada hari senin tanggal 13 Rabiul Awal tahun ke-11 H. dan dimakamkan disamping masjid Madinah dalam usia 63 tahun.

4. Masa Khulafaur Rosyidin
Nabi tidak menunjuk siapa yang akan menggantikan sepeninggalnya dalam memimpin umat yang baru terbentuk.masalah suksesi menjadiikan suasana politk umat Islam menjadi sangat tegang. Ada tiga golongan yang bersaing tegas dalam perebutan kepemimpinan ini. Anshor, Muhajirin dan keluarga Hasyim. Masing-masing golongan merasa berhak menjadi penerus Nabi. Namun abu Bakr, Umar ibn Khathab, dan Abu Ubaidah ibn Jarrah memaksa Abu Bakr sendiri yang menjadi pengganti Nabi. Karena ia adalah orang Quraisy yang merupakan pilihan ideal, karena sejak mula pertama menjadi pendamping Nabi, dialah sahabat yang paling memahami risalah Nabi. Sebagai pimimpin umat setelah Nabi, Abu Bakr bergelar “Kholifah Rosulillah” atau Kholifah saja (secara harfiah artinya orang yang mengukuti, pengganti kedudukan rosul).
Abu bakr as-Siddiq
Abu Bakr as-Siddiq memerintah tahun 11-13 H atau 632- 634 M. Namanya ialah Abdullah bin Abi Quhafa at-Tamimi. Di zaman pra Islam bernama Abdul Ka’bah, kemudian diganti Nabi menjadi Abdullah ketika ia masuk Islam. Julukannya adalah Abu Bakr (Bapak Pemagi) karena dari pagi-pagi betul (orang ynag paling awal memeluk Islam). Dalam pidato inaugurasi yang diucapkan sehari setelah pengangkatannya, menegaskan totalitas kepribadian dan komitmen abu Bakr terhadap nilai-nilai Islam dan strategi meraih keberhasilan tertinggi bagi umat sepeninggal Nabi. Abu Bakr menghadapi orang-orang yang melepaskan diri dari Islam yang menganggap bahwa perjanjian-perjanjian yang dibuat bersama Muhammad dengan sendirinya batal disebabkan kematian Nabi Islam itu. Gerakan melepas kesetiaan itu disebut dengan “Riddah”, yang berarti murtad, beralih kepercayaan agama ke kepercayaan semula. Selain itu Abu Bakr juga membersihkan nabi-nabi palsu serta orang-orang yang tidak mau membayar zakat. Dalam peperangan Riddah banyak penghafal al-Qur’an yang meninggal, maka Umar menasehati Abu Bakr untuk membuat suatu “kumpulan” Al-qur’an. Abu Bakr memperluas wilayah Islam di Irak dan menaklukan Hirrah. Ia juga mengirim pasukan ke Suriah dengan dipimpin oleh empat panglima. Khalifah Abu Bakr meningal dunia ketika berusia 63 tahun, pada hari senin, 23 Agustus 624 M. masa kekhalifannya selama 2 tahun 3 bulan dan 11 hari.
Umar ibn Khattab (13-23 H/ 634-644 M )
Ia bernama Umar ibn Khattab ibn Nufail keturunan Abdul ‘Uzza dari suku Adi. Ia masuk Islam pada tahun kelima setelah kenabian. Sebelum Abu Bakr meninggal, ia telah menunjuk Umar ibn Khattab sebagai penerusnya. Penunjukan ini dimungkinkan untuk mencegah adanya perselisihan diantara umat Islam. Meskipun peristiwa diangkatnya Umar sebagai khalifah merupakan fenomena yang baru, tetapi haruslah diingat bahwa proses peralihan kepemimpinan tetap dalam bentuk musyawarah, yaitu berupa usulan dari Abu Bakr yang diserahkan kepada umat Islam. Kholifah Umar meneruskan ekspedisi Abu Bakr, pada tahun 635 M Damascus ibukota Suriah ditaklukan. Dari Suriah, kaum muslimin melanjutkan langkah kebumi Mesir dan membuat kemenangan-kemenangan di wilayah Afrika bagian utara. Iskandariyah sebagai ibukota Mesir di kepung selama empat bulan sebelum ditaklukan oleh pasukan Islam. Cyrus, pemimpin Romawi di Mesir menandatangani perjanjian damai dengan kaum muslimin setelah mengetahui kebesaran dan ketangguhan muslimin untuk menguasai Mesir.
Pusat kekuasaan Islam di madinah juga mengalami kemajuan yang sangat pesat. Umar mendirikan dewan-dewan, membangun baitul mal, mencetak mata uang, membentuk persatuan tentara untuk melindungi daerah tapal batas, mengatur gaji, mengangkat hakim-hakim dan menyelenggarakan ‘Hisbah’ (pengawasan pasar, mengontrol timbangan dan takaran, menjaga tata tertib dan kesusilaan dan sebagainya). Kholifah Umar meninggal tiga hari setelah ia ditikam oleh budak bangsa Persia yang bernama Feroz atau Abu Lu’lu’ah.
Ustman ibn Affan (24- 36 H/ 644-656 M)
Nama lengkapnya adalah Utsman ibn Affan ibn Abdil-As ibn Umayah dari Quraisy. Umar mejadi kholifah melalui badan Syuro yang di tunjuk Umar sebelum ia meninggal. Utsman meneruskan ekspedisi pendahulunya. Pasukan muslim diinstruksikan untuk memasuki Afrika Utara. Salah satu pertempuran penting disini adalah “Zatis Sawari atau perang kapal”. Peperangan ini terjadi di laut tengah dekat kota Iskandariyah. Dinamakan perang kapal karena banyaknya kapal-kapal perang yang terlibat. Konon katanya ada 1000 kapal. Karya besar Utsman lainnya yang dipersembahkan untuk umat Islam adalah susunan kitab suci Al-Qur’an.
Ali ibn Abi Tholib (36- 41 H/ 656- 661 M).
Ali adalah putra Abi Tholib ibn Abdul Mutholib. Beberapa hari setelah pembunuhan Ustman, stabilitas keamanan kota Madinah menjadi rawan. Orang pertama yang membaiat ali adalah Talhah ibn Ubaidillah. Yang pertama diselesaikan oleh Ali adalah menghidupkan cita-cita Abu Bakr dan Umar dan menurunkan semua gubernur yang tidak disenangi rakyat. Oposisi secara terang-terangan dimulai dari Aisyah, Thalhah dan Zubair. Mereka ingin agar Ali segera mengurus orang yang telah membunuh Usman. Tetapi tuntutan yang pertama itu tidak mungkin dikabulkan oleh kholifah, karena menghukum para pembunuh bukanlah perkara yang mudah, kholifah Usman tidak hanya dibunuh oleh satu orang saja, melainkan banyak orang dari mesir, Irak, dan Arab. Ali sebenarnya ingin menghindari pertikaian tersebut, namun penyelesaian damai sulit dicapai. Akhirnya Thalhah dan Zubair terbunh ketika hendak melarikan diri. Sedangkan Aisyah dikembalikan ke Madinah. Perang ini disebut perang Jamal, karena Aisyah menaiki unta dalam perang itu. Setelah menyesaikan urusan Thalhah dan kawan-kawan, pusat Islam dipndahkan ke Kuffah. Sehingga berakhirlah Madinah sebagai pusat Islam. Sehingga seluruh kota islam dikuasai ali, kecuali Suriah. Dengan dikuasainya Suriah oleh Muawiyah, yang secara terbuka menentang Ali pertempuran sesame muslim terjadi lagi, yaitu di kota tua Siffin dekat sungai Eufrat pada tahun 37 H. Peperangan ini diselesaikan dengan tahkim, yakni diselesaikan oleh dua orang penengah sebagai pengadil. Wasit ternyata tidak menyelesaikan masalah, tapi menegaskan bahwa gubernur yang maker itu mempunyai kedudukan yang setingkat dengan kholifah, dan menyebabkan lahirnya golongan Khawarij, orang-orang ynag keluar dari golongan Ali. Muawiyah telah menguasai Mesir, sehingga Ali terpaksa mengakui keabsahan kepemilikan Muawiyah atas Suriah dan Mesir. Tanpa diduga, ternyata keputusan tersebut tidak disukai oleh orang-orang Khawarij. Tepat pada 17 Ramadhan 40 H (661 M) Ali berhasil ditikam oleh Ibnu Muljam, seorang anggota Khawarij yang sangat Fanatik.
5. Masa daulah Umaiyah
Muawiyah adalah pembangun Bani Umaiyah dan sekaligus menjadi kholifah pertama. Keberhasilannya dimulai dari tahkim. Dialah yang mula-mula mengubah pimpinan Negara dari seorang yang dipilih oleh rakyat menjadi kekuasaan raja yang diwariskan secara turun temurun. Sebagai orang administrator, Muawiyah sangat bijaksana dalam menempatkan para pembantunya pada jabatan-jabatan penting. Selain itu ia memiliki kemampuan menonjol sebagai negarawan sejati. Gambaran dari sifat mulia tersebut tampak dalam keputusannya yang berani memaklumkan jabatan kholifah yang turun temurun.

Para Kholifah bani Umaiyah
Dinasti Umaiyah berkuasa hampir satu abad, tepatnya selama 90 tahun para Kholifahnya:
1. Mu’awiyah I (Ibn Abi Sufyan) 41H / 661 M.
2. Yazid (Ibn Muawiyah) 60H/ 680 M
3. Muawiyah II (Ibn Yazid ) 63H/ 683 M.
4. Marwan I (Ibn Hikam) 64H/ 684 M.
5. Abdul Malik ibn Marwan 65H/ 685 M.
6. Al-walid I (Ibn Abdul Malik) 86H/ 705 M.
7. Sulaiman Ibn Abdul Malik 96H/ 715 M.
8. Umar Ibn abdul Aziz 99H/ 717 M.
9. Yazid II (Ibn Abdul Malik ) 101H/ 720 M.
10. Hisyam Ibn Abdul Malik 105 H/ 724 M.
11. Al-Walid II (ibn Yazid) 125 H/ 743 M.
12. Ibrahim Ibn al-Walid 126 H/ 744 M.
13. Marwan II (Ibn Muhammad) 127-132 H/ 744-750M.
Muawiyah meninggal pada tahun 60 H di Damascus karena sakit dan digantikan oleh anaknya, Yazid. Ia menghadapi orang-orang yang mendukung Husain, cucu Nabi untuk dijadikan kholifah. Perang ini terjadi di Karbela yang menyebabkan Husain meninggal dunia. Penduduk Madinah memberontak terhadap Yazid dan memecatnya dan mengangkat Abdullah ibn Hanzalah dari Ansar. Namun pemberontakan ini dimenangkan oleh Yazid. Yazid meninggal pada tahun 64 H setelah memerintah 4 tahun dan digantikan oleh anaknya, Muawiyah II. Ia mengalami tekanan jiwa yang berat karena tidak sanggup memikul tanggung jawab jabatan kholifah yang besar itu sehingga ia hanya memerintah selama empat puluh hari. Muawiyah II diganti oleh Marwan ibn Hikam. Ia adalah gubernur Madinah dimasa Muawiyah dan penasehat Yazid di Damascus.ketika Muawiyah II meninggal dan tidak menunjuk siapa penggantinya, maka keluarga besar Umaiyah mengangkat Marwan sebagai kholifah. Namun ia cepat pergi, hanya memerintah satu tahun, ia wafat tahun 65 H dan menunjuk Abdul malik dan Abdul Aziz sebagai penggantinya secara berurutan.
Kholifah Abdul Malik adalah orang kedua yang terbesar dalam deretan para kholifah Bani Umayah yang disebut sebagai Pendiri Kedua bagi kedaulatan Umayah. Ia memerintah paling lama, yakni 21 tahun. Kholifah ini meninggal pada tahun 86 H dan diganti oleh putranya Al-Walid. Ia memerintah selama sepuluh tahun lamanya (86-96 H). pada masanya kekayaan melimpah ruah. Kekuasaannya hingga di Spanyol. Kholifah itu wafat tahun 96 H, dan digantikan oleh adiknya Sulaiman sebagaimana wasiatnya. Ia tidak sebijaksana kakaknya, ia suka harta seperti yang diperlihatkan ketika menginginkan harta rampasan perang dari Spanyol yang dibawa oleh Musa ibn Nusair. Ia dibenci rakyatnya. Para pejabatnya terpecah belah. Lalu ia menunjuk Umar ibn Abdul Aziz sebagai penggantinya sebelum ia meninggal dunia. Adapun kholifah ketiga yang terbesar adalah Umar ibn Abdul Aziz.
Kholifah ini berusaha memperbaiki segala tatanan yang ada dimasa kekhalifahannya. Seperti menaikan gaji untuk para gubernurnya, memberi santunan kepada para fakir miskin dan memperbarui dinas Pos. Kholifah Umar meninggal pada tahun 101 H. diganti oleh Yazid II ibn Abdul Malik (101 -105H). setelah kholifah Yazid II diganti oleh kholifah Hisyam ibn Abdul Malik. Ia memerintah selama 20 tahun (105-125 H). ia juga termasuk kholifah bani Umaiyah yang baik, karena kebersihan kepribadiannya, pemurah, gemar kepada keindahan, berakhlak mulia dan teliti.
Kejayaan dan Kemunduran.
Bani Umaiyah menaruh perhatiannya pada usaha memperluas wilayah, dalam waktu Sembilan puluh tahun banyak Negara yang yang masuk dalam kekuasaan Islam. Adapun hal-hal yang membawa kejatuhan Bani Umayah dapat diidentifikasikan antara lain : 1. pertentangan keras antara suku-suku arab ayng sejak lama terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Arab Utara (Mudariyah ) dan Arab Selatan (Himmariyah). Dizaman Umayah persaingan antar etnis mencapai puncaknya, karena kholifah yang memihak salah satu dan menafikan yang lainya. 2. Ketidakpuasan sejumlah pemeluk Islam non Arab. Karena orang-orang ini tidak mendapat tunjangan tahunan yang lebih kecil dibanding tunjangan yang diberikan kepada orang-orang Arab. 3. Latar belakang terbentuknya kedaulatan bnai Umayah tidak terlepas dari konflikkonflik politik. Kaum Syi’ah dan Khawarij terus berkembang menjadi gerakan oposisi yang kuat.
6. Masa daulah Bani Abbasiyah
Sebelum Abbasiyah berdiri, terdapat tiga pusat islam, yaitu Humaimah, dihuni oleh keluarga Hasyim, Kuffah yang dihuni oleh kelompok Syi’ah, dan Khurasan tempat orang-orang yang kuat, berani, teguh pendirian, dan tidak mudah bingung terhadap kepercayaan yang menyimpang. Disinilah diharapkan keluarga Abbasiyah mendapatkan dukungan. Di Humaimah bermukim keluarga Abbasiyah juga. Yang pemimpinya bernama al-Imam Muhammad ibn Ali yang meletakan dasar-dasar berdirinya Bani Abbasiyah. Rencana pendirian daulah Abbasiyah dilaksanakan di Humairah, penyebarannya di Kuffah dan tempat pergolakannya di Khurassan yang jauh dari Bani Umayah. Propaganda Bani Abbasiyah dilakukan degan dua cara, pertama mereka berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Kedua dengan menyiapkan pasukan bersenjata untuk melawan Bani Umayah. Namun rencana ini diketahui oleh kholifah Umaiyah yang terakhir, yaitu Marwan. Lalu ia menangkap Imam Ibrahim pemimpin Abbasiyah yang berkeinginan mendirikan kekuasaan itu. Sebelum di eksekusi ia mewasiatkan kepada adiknya, Abu al Abbas untuk menggantikan kedudukannya dan memerintahkannya untuk pindah ke Kuffah. Sedang pemimpin propaganda diserahkan kepada Abu Salamah. Pemimpin Umaiyah di Kuffah Yazid ibn Umar ibn Hubairah, ditaklukan oleh Abbasiyah dan diusir ke Wasit. Abdullah ibn Ali paman Abu al Abbas , diperintahkan untuk mengejar Marwan bersama pasukannya yang melarikan diri, dan dapat dipukul di dataran rendah sungai Zab. Kholifah itu melarikan diri hingga di Fustat, dan akhirnya terbunuh di Busir, wilayah al Fayyum tahun 132 H/ 750 M dibawah pimpinan Salih ibn Ali, paman Abu Abbas yang lain. Dengan demikian, berdirilah daulah Abbasiyah yang dipimpin oleh Abu al Abbas as-Saffah kholifah pertamanya yang berpusat di Kuffah.
Sebelum kholifah Abu al Abbas as-Saffah meninggal, ia telah mewasiatkan siapa yang akan menggantikannya, yakni saudaranya, Abu Ja’far kemudian Isa ibn Musa. System pengumuman putra mahkota ia meniru Bani Umaiyah. Beberapa kholifah bani abbasiyah adalah:
1. Abul Abbas as-Saffah 132-136H/ 749-754M.
2. Abu Ja’far al-Mansur 136-158H/ 754-775M.
3. Abu Abdullah Muhammad al-Mahdi 158-169H/ 775-785M.
4. Abu Muhammad Musa al-Hadi 169-170H/ 785-786M.
5. Abu Ja’far Harun ar-Rosyid 170-193H/ 786-809M.
6. Abu Musa Muhammad al-Amin 193-198H/ 809-813M.
7. Abu ja’far Abdullah al-Makmun 198-218H/ 813-833M.
Ibrahim ibn al-mahdi 201-203H/ 813-833M.
8. Abu Ishaq Muhammad al-Mu’tasim 218-227H/ 833-842M.
9. Abu Ja’far Haru al-Wasiq 227-232H/ 842-847M.
10. Abul Fadl Ja’far al- mutawakil 232-247H/ 847-861M.
11. Abu Ja’far Harun 247-248H/ 861-862M.
12. Abul Abbas Ahmad al-musta’in 248-252H/ 862-866M.
13. Abu Abdullah Muhammad al-Mu’tazz 252-255H/ 866-869M.
14. Abul Ishaq Muhammad al- Muhtadi 255-256H/ 869-870M.
15. Abul abbas Ahmad al-Mu’tamid 256-279H/ 870-892M.
16. Abul abbas ahmad al-Mu’tadid 279-789H/ 892-902M.
17. Abu Muhammad Ali al-Muktafi 289-295H/ 902-905M.
18. Abu Fadl Ja’far al-Muqtadir 295-320H/ 905-932M.
19. Abu Mansur Muhammad al-Kahir 320-322H/ 932-934M.
20. Abul Abbas Ahmad ar-Radi 322-329H/ 934-940M.
21. Abu Ishaq Ibrahim al-Muttaqi 329-323H/ 940-944M.
22. Abul Qasim Abdullah al- Mustaqfi 323-334H/ 944-946M.
23. Abul Qasim al fadl al- Muthi’ 334-362H/ 946-974M.
24. Abul Fadl Ja’far abdul Karim at-Ta’i 362-381H/ 974-991M.
25. Abul abbas Ahmad al-qadir 381- 422H/ 991-1031M.
26. Abu ja’far Abdullah al-Qa’im 422-467H/ 1031-1075M.
27. Abul qasim Abdullah al- Muqtadi 467-487H/ 1075-1094M.
28. Abul Abbas Ahmad al- Mustazhir 487-512H/ 1094-1118M.
29. Abu Mansur al- fadl al-Mustarsyid 512-529H/ 1118-1135M.
30. Abu ja’far al-Mansur ar-rosyidi 529-530H/ 1135-1136M.
31. Abu Abdullah Muhammad al- muqtafi 530-555H/ 1136-1160M.
32. Abul Muzaffar al- Mustanjid 555-566H/ 1160-1170M.
33. Abu Muhammad al-hasan al-Mustadi’ 566-575H/ 1170-1180M.
34. Abu al-abbas Ahmad an-Nasir 575-622H/ 1180-1225M.
35. Abu Nasr Muhammad az-Zahir 622-623H/ 1225-1226M.
36. Abu Ja’far al-Mansur al-Mustansir 623-640H/ 1226-1242M.
37. Abu Ahmad Abdullah al-Musta’sim 640-656H/ 1242-1258M.
Kejayaan daulah Abbasiyah terjadi pada masa Kholifah harun ar-Rosyid (170-193H/ 813-833M). pada masanya berkembang ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan umum maupun agama. Seperti ilmu AlQur’an, Fiqh, dan sebagainya. Ada seniman juga, seperti Abu Nuwas. Dimasa itu pelabuhan Abbasiyah juga disinggahi kapal-kapal dari seluruh penjuru dunia, yang membawa barang dagangan seperti sutera, minyak kesturi dan porselen. Barang-barang tambang, rempah-rempah, dan cat dibawa kapal-kapal dari India. Istana Kholifah luasnya mencapai sepertiga dari luasnya Baghdad.
Di antara sebab-sebab kemundurannya ialah hidup mewah yang terjadi pada para kholifah Abbasiyah dan keluarganya serta para pejabatnya karena harta kekayaan yang melimpah dari hasil wilayah yang luas. Kondisi itu diperburuk dengan lemahnya para kholifah, sehingga mereka berada dibawah pengaruh para pengawalnya yang menguasai keadaan yang terdiri dari orang-orang Turki. Disamping adanya dinasti-dinasti yang memerdekakan diri terhadap pemerintahan pusat. Bahkan dinasti-dinasti seperti Bani Umayah di Spanyol dan dinasti fatimiyah di Afrika Utara dan Mesir menjadi saingan Abbasiyah. AKHIR DARI KEKUASAAN Abbasiyah ialah ketika Baghdad dihancurkan oleh pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan, 656 H/ 1258 M.
7. Dinasti-dinasti Selain Abbasiyah di Kawasan Budaya Arab.
Afrika Utara
Di Afrika Utara, mulai dari Maroko hingga ke Mesir pada mulanya masuk kewilayah Abbasiyah. Namun kemudian berdiri dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan dari Baghdad. Di Maroko berdiri dinasti Idrisiyah,didirikan oleh Muhammad Ibn Idris yang beraliran Syi’ah. Berdiri pula Dinasti Rustamiyah di Aljazair Barat yang dipelopori oleh Abdurrohman ibn Rustam yang beraliran Khawarij Ibadiyah. Di Aljazair juga berdiri dinasti Aglabiyah, dan Sicilia. Dinasti ini didirikan oleh Ibrahim ibn al-Aglab yang diberi otonomi wilayah yang sekarang disebut Tunisiaoleh kholifah Hrun ar-Rosyid. Berdiri pula Dinasti Ziriyah dan Hammadiyah di nafrika Utara sebelah tengah (Aljazair Timur) dengan ibukota Qairuwan. Al-Murabitun atau al-Murawiyah berkuasa di Maroko dan Spanyol yang didirikan oleh Abu Bakr al-lamtuni dari suku Barber Sanhajah. Al-Muwahhidun berdiri di Maroko dan Spanyol sebagai protes atas madhab maliki yang kaku. Pendirinya adalah al-Mahdi ibn Tumart. Berdiri pula Dinasti Mariniyah berasal dari bani Marin adalah suku Barber Zenata yang nomad yang menggantikan kekuasaan al-Muwahhidun di Maroko dan beribu kota di Fez. Berdiri dinasti Hafsiyah di Tunisia dan Aljazair timur.

Mesir dan Syiria
Dalam periode kedua dari pemerintahan abbasiyah berdiri Dinasti Tuluniyah di Mesir. Pendirinya adalah Ahmad ibn Tulun yang berasal dari Turki. Dinasti Ikhsyidiyah berkuasa di Mesir setelah dinasti Tuluniyah. Dinasti ini didirikan oleh Muhammad ibn Tugj yang berasal dari Turki. Dinasti Fatimiyah berdiri pada tahun 297-567H/ 909-1171M. semula di Afrika Utara, kemudian di Mesir dan Syria. Pendirinya yaitu Ubaidillah al-Mahdi. Sebagai ganti fatimiyah muncul Dinasti Ayyubiyah di Mesir yang berkuasa pada tahun 564 hingga akhir abad ke 9/1169 sampai akhir abad ke-15 M. pendirinya Salahuddin. Kaum Mamluk menguasai Mesir dan Syiria tahun 648-922H/ 1250-1517M. Masa Dinasti Mamluk merupakan kemakmuran dan kejayaan di bidang ekonomi dan budaya, disamping seni dan arsitektur yang mempunyai warna tersendiri.
Arabia
Di jazirah arab pernah berdiri dinasti yang bercorak Syi’ah, ialah kaum Qaramitah. Dinasti ini didirikan oleh Abu Sa’id al-Hasan, yang dikenal dengan Abu Sa’idiyah. Selain itu di Yaman berdiri Zaidiyah, dinasti ini kelompok Syi’ah juga, namun lebih moderat dari pada Dinasti Qaramith yang ada di Arab. Di Oman dan Negeri-negeri pantai timur termasuk Zen Zibar berdiri dinasti Bu Sa’idiyah, menggantikan dinasti Ya’rubiyah yang didirikan oleh Ahmad ibn Sa’id yang beraliran khawarij. Di Nejd berdiri kekuasaan kaum wahabiyah, yang dipelopori oleh persekutuan antara Muhammad ibn Abdul Wahab dengan Muhammad ibn Sa’ud.
Irak
Dinasti Bani Buwaihi telah menguasai irak setelah menundukkan Abbasiyah. Di masa kekuasaan bnai Buwaihi Baghdad dijadikan pusat pemerintahannya. Namun pada akhirnya dinasti bani buwaihi ini di taklukan oleh dinasti Saljuk. Dinasti ini berasal dari suku bangsa Ghuzz di Turkistan dan bermigrasi ke barat dibawah Seljuk ibn Tuqaq. Pusat dinasti Saljuk di Ray atau Isfahan, sedangkan kholifah Abbasiyah tetap di Baghdad.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar