Sabtu, 11 Juni 2011

Hadrah di IAIN Sunan Ampel

Islam mengajarkan umatnya agar senang membaca sholawat untuk Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah hadist diterangkan, bahwa barang siapa yang memperbanyak sholawat untuk Nabi Muhammad maka Allah akan menyuruh semua makhluk Allah untuk memintakan ampunan setelah ia meninggal. Yaitu hadist yang berbunyi,
من اكثر من الصلا ة على فى حياته امرالله جميع مخلوقاته ان يستغفرواله بعد موته
Artinya, “Barang siapa memperbanyak membaca sholawat atasku (Nabi) semasa hidupnya, niscaya Allah akan memerintahkan semua makhluknya untuk memintakan ampun baginya setelah ia mati”.
Dengan adanya anjuran seperti ini, maka umat Islam melakukannya dengan membaca sholawat yang diiringi musik. Memang masalah musik banyak ulama yang mengharamkan, namun juga ada yang diperbolehkan yaitu rebana, karena bertujuan untuk bersholawat kepada Rosulullah. Contoh hadist yang menerangkan bahwa musik haram yaitu dari Imran ibn Husain meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW, telah bersabda, “Akan berlaku kemusnahan, penukaran rupa (penjelmaan) dan lontaran dalam umat ini.” Seorang lelaki dari kaum muslimin berkata, “Bilakah yang demikian itu akan berlaku wahai Rasulullah SAW?” Beliau bersabda yang mafhumnya, “Apabila lahir biduanita-biduanita, alat-alat musik dan di minumnya khamr (arak)”. (Hadith Sahih riwayat Tirmidhi dan Ibn Abiddunya. Lafaz hadith ini menurut riwayat Tirmidhi. Lihat Sahih Sunah At Tirmidhi 1801-2323, Sahih Al Jaami’ As Sagheer 4273 dan Silsilatul Ahadeeth As Saheehah - Syaikh Mohammad Naasiruddin Al Albaani).
Di tengah-tengah dunia yang berkembang dan sudah maju, rasanya sangat sulit untuk tetap melestarikan budaya-budaya tradisional, yang telah diwariskan nenek moyang kepada kita, seperti budaya-budaya Islam, yaitu hadrah. Selain itu juga budaya-budaya yang tidak merupakan budaya Islam, seperti budaya yang dihasilkan oleh nenek moyang yang hanya mengadakan kebudayaan hanya untuk memenuhi kehidupannya, seperti kegiatan-kegiatan yang dilakukannya ketika akan menanam padi dan sebagainya, namun di Surabaya, khususnya di lingkungan IAIN Sunan Ampel mahasiswa tidak melupakan budaya, bahkan mereka melestarikannya. Padahal Surabaya merupakan kota yang besar dan penuh dengan publik serta pabrik karena kota industri, namun kegigihan para mahasiswa untuk tetap mengembangkan budayanya sangat tinggi.
Surabaya merupakan kota terbesar kedua sesudah kota Jakarta. Kota Surabaya terletak di pulau Jawa, tepatnya di Jawa Timur. Kota tersebut menjadi ibukota Jawa Timur. Kota yang disebut dengan kota pahlawan diramaikan dengan gemuruh kendaraan yang setiap waktu membanjiri jalan. Hal ini disebabkan karena banyaknya orang yang mencari mata pencahariannya atau pekerjaannya serta pabrik-pabrik industri. Tidak hanya diramaikan dengan gemuruh suara kendaraan, namun kota tersebut juga diramaikan suara mahasiswa. Terdapat banyak perguruan yang telah berdiri. Bahkan issunya di ibukota Jawa Timur ini membebaskan biaya pendidikan tingkat SD, SMP serta SMA. “ Bahkan pendidikan SD, SMP, serta SMA di Surabaya adalah gratis”, itulah yang telah diucapkan Pak Ali Muhdi , ketika menerangkan Ilmu Politik kelas 2B di jurusan Sejarah dan Peradaban Islam (SPI).
Penduduk Surabaya sangat padat. Dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, dan terdiri dari berbagai macam suku maupun etnis. Kota pahlawan ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu Surabaya Pusat, Surabaya Timur, Surabaya Barat, Surabaya Utara dan Surabaya Selatan, serta terdapat puluhan Kecamatan serta terdapat seratus lima puluh lebih desa. Wonocolo merupakan salah satu kecamatan yang ada di daerah Surabaya Selatan. Di kecamatan tersebut terdapat beberapa desa dan beberapa perguruan tinggi, salah satunya IAIN Sunan Ampel. Perguruan tinggi tersebut di mulai dari pendirian Fakultas Syari’ah Surabaya, dan Fakultas Tarbiyah Malang yang kemudian disusul berdirinya Fakultas Ushuluddin di Kediri berdasarkan KMA No. 66/1964, tanggal 1 Oktober 1964. Berawal dari tiga fakultas (Syari’ah Surabaya, Tarbiyah Malang, dan Ushuluddin Kediri), pada tanggal 5 Juli 1965 Menteri Agama menerbitkan KMA No. 20/1965, tentang pendirian IAIN Sunan Ampel dan tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahirnya IAIN Sunan Ampel.
IAIN yang terletak di Jalan Ahmad Yani No. 117 Surabaya memiliki lima fakultas dalam program strata 1 yaitu Adab, Dakwah, Ushuluddin, Tarbiyah dan Syari’ah. Adab memiliki tiga jurusan, yaitu Bahasa dan Sastra Arab (BSA), Sejarah dan Peradaban Islam (SPI) dan Bahasa dan Sastra Inggris (BSI). Sedangkan fakultas Dakwah memiliki tujuh jurusan, yaitu Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), Manajemen Dakwah (MD), Komunikasi, Sosiologi, Psikologi, dan Bimbingan konseling Islam (BKI). Ushuludhin memiliki empat jurusan, yaitu Tafsir Hadist (TH), Perbandingan Agama (PA), Politik Islam (PI) dan Aqidah Filsafat (AF). Tarbiyah memiliki enam jurusan, Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Kependidikan Islam (KI), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Pendidikan Matematika, dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Sedangkan fakultas Syari’ah memiliki empat jurusan yaitu Siyasah Jinayah (SJ), Al ahwal as Sahsyiah (AS), Ekonomi Syari’ah (ES) serta mu’amalah.
IAIN Sunan Ampel memiliki Program Pasca Sarjana. Program Pasca Sarjana memiliki beberapa jurusan, seperti Pemikiran Islam, Syari’ah, Pendidikan Islam, Ekonomi Islam, Tafsir Hadist, Pendidikan bahasa Arab, dan Dakwah dan untuk program strata 3, memiliki jurusan Dirosah Islamiyah. State Institute for Islamic Students ( IAIN) juga memiliki UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Misal IQMA (Ikatan Qori’ Qori’ah Mahasiswa), PS (Paduan Suara) yang merupakan tempat mahasiswa yang memiliki ketrampilan suara yang bagus. Selain itu ada HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) UKM ini biasanya mengadakan kegiatan yang mana anggotanya diambilkan dari mahasiswa satu jurusan. Pramuka (Praja Muda Karana) yaitu kegiatan mahasiswa yang biasanya juga mengadakan kegiatan-kegiatan sosial seperti menanam pohon bersama. Selain itu juga ada MAPALSA (Mahasiswa Pecinta Alam), UKOR (Unit Kegiatan Olah Raga) dan sebagainya.
IQMA merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa yang sering mengadakan acara-acara bersifat mendidik, seperti mengadakan rutinitas qori’ah setiap malam Kamis dan hari Selasa sore, tepatnya setelah Asar. Selain itu juga mengadakan rutinitas latihan MC pada hari Senin jam setengah empat sore, dan hadrah pada malam Jum’at.
Meskipun dunia ini telah mengalami perkembangan elektronik yang pesat, namun mahasiswa tidak melupakan apa yang telah dihasilkan oleh nenek moyangnya, yaitu hadrah yang merupakan seni Islam dengan menggunakan alat musik rebana dan dilengkapi dengan tari-tarian yang diperagakan oleh anggota hadrah tersebut. Itulah yang terbenak dalam pikiranku sehingga ingin menulis hadrah yang ada di IAIN, yang menjadi tempat saya menimba ilmu setelah menyelesaikan pendidikan di Attanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro. Sungguh baik kegiatan tersebut, karena di era yang begitu modern ini mahasiswa masih mampu melestarikan apa yang telah dihasilkan para pendahulunya.
Dalam kesenian hadrah lagu-lagu yang dibawakan bercorak islami. Bahkan banyak sekali yang menggunakan bahasa arab. Hal ini dikarenakan memang hadrah diadakan untuk memuja Allah dan RasulNya. Hanya saja hadrah dilakukan dengan dilengkapi rebana. Contoh lagunya yaitu berjudul Alhamdulillah, yang artinya segala puji bagi Allah, syairnya sebagai berikut,
الحمد لله والشكر لله # ازكى صلا تى وسلامى لرسول الله
صل وسلم على المعلم # احمد محمد يا سيدى خير البريه
هذه المدينه فيها نبينا # فيها ابو الزهرايا سيدى خير البريه
Selain itu ada Annabi shollu alaihi yang berarti, bersholawatlah engkau kepada Nabi, dan Alfa Shallallah artinya seribu kali membaca sholawat, Allahumma solli ‘ala Muhammad artinya, Ya Allah limpahkanlah rahmat pada nabi Muhammad dan sebagainya.
Hadrah menjadi salah satu perantara yang digunakan untuk melantunkan sholawat Nabi, dan orang yang membaca sholawat akan mendapat barokah. Nabi yang adil dan suci bersabda, “ Barang siapa bershalawat kepadaku sepuluh kali pada sore hari dan sepuluh kali pada pagi hari, Allah SWT akan membangkitkannya bersama para Nabi kesayangan dan kepercayaanNya dan wali-wali yang patuh, dan Dia akan melimpahkan berkah kepadanya sebagaimana berkah kepada nabiNya”.
Alat musik yang digunakan tidak sama dengan alat musik yang digunakan oleh musik-musik biasa. Namun berupa alat musik rebana. Alat-alat tersebut terbuat dari kulit kambing maupun sapi yang dikeringkan, dan dipasang dengan kayu yang berbentuk bulat. Cara permainannya semua sama, antara yang berbentuk kecil maupun yang besar, yaitu di pukul dengan tangan. Namun suara yang dihasilkan tidak sama, sehingga bisa menyesuaikan dengan lagu yang diinginkan.
Cara menabuh ada dua fariasi nada, yaitu anakan dan nikahi. Ada suara bas dan suara ringan. Suara bas biasanya memakai simbol D, sedangkan suara ringan memakai simbol T. D diambil dari suaranya yaitu Dung, sedangkan T dari suaranya, yaitu Tek. Kadang-kadang hadrah dilakukan dengan berdiri dan ada juga yang dengan duduk. Lagunya ada yang hanya terdiri dari lima atau enam kalimat saja, namun dari kalimat tersebut dibaca beberapa kali, sehingga bisa terasa lebih lama dan panjang.
Hadrah yang ada di daerah Surabaya khususnya di lingkungan IAIN Sunan Ampel, biasanya tanpa ada yang mengiringi dengan tari, namun hanya berupa rebana dan pelantun lagu. Kegiatan ini dilakukan oleh sebagian mahasiswa IAIN Sunan Ampel, yaitu anggota IQMA dan mahasiswa maupun mahasiswi lain yang bukan anggota IQMA, karena kegiatan ini untuk umum. Mereka melakukannya pada malam jumat di masjid Ulul Albab. Masjid yang berada di depan rektorat dan berada di bagian paling depan IAIN Sunan Ampel. Masjid tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan dan kajian oleh mahasiswa, seperti kajian-kajian rutin yang dilakukan oleh IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama), HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dan sebagainya. Hal ini disebabkan tempat yang strategis dan mudah dijangkau.
Kegiatan tersebut diikuti oleh sebagian mahasiswa lain selain dari anggota IQMA. Tepat setelah isya’ sekitar pukul setengah delapan acara dimulai, dengan dipimpin oleh seorang pengatur acara yang biasanya diambilkan dari anggota IQMA dan selesai sekitar pukul 21.00 WIB dengan bacaan do’a.
Pada malam jumat, masjid Ulul Albab terdengar ramai dengan lantunan bermacam-macam lagu Islam yang dipersembahkan kepada Muhammad SAW. Seorang mahasiswa yang menjadi petugas mulai salam dan membuka acara. Kemudian dilantunkan lagunya, lagu yang pertama yaitu berjudul Assalamu ‘alaika, kemudian lagu Ya Robbi Sholli ‘ala Muhammad, dilanjutkan oleh teman-teman yang lain dengan judul Ya rosulullah salam ‘alaika, dan seterusnya sesuai dengan panduan lagu yang ada di kitab al-barjanji yang biasanya digunakan dan bergantian.
IQMA juga pernah mengadakan lomba hadrah ala banjari, yaitu sebuah kesenian khas islami yang berasal dari Kalimantan. Kegiatan ini dilakukan di Gelanggang Mahasiswa (GEMA) untuk memperingati ulang tahun IQMA. Tentu saja hal itu ditujukan sebagai salah satu upaya untuk menjaga eksistensi budaya di tengah derasnya arus globalisasi.
Budaya hadrah tanpa penari ini tidak hanya ada di masjid Ulul Albab saja, tapi di mushola-mushola sekitar IAIN juga ada. Misal di mushola Al-Ikhlas, di mushola yang kelola oleh mahasiswa IAIN ini juga menjadikan hadrah sebagai rutinitas. Mushola yang terletak di Gang Lebar no 84 tersebut selalu mengadakan kegiatan itu setiap dua minggu sekali, yaitu pada malam Rabu. Ali Murtadlo, yang merupakan salah satu mahasiswa IAIN Sunan Ampel ikut andil di mushola ini, dan biasanya selalu mengajak teman-temannya untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Di Pondok pesantren IAIN Sunan Ampel budaya hadrah hanya di lakukan jika ada acara-acara tertentu, seperti Maulid Nabi, Isro’ Mi’roj dan sebagainya. Di Pesantren ini hadrah belum menjadi rutinitas, namun hal ini akan dibicarakan oleh Dewan Mahasantri bagian kesenian. “ Insya Allah hadrah banjari ini akan di jadikan rutinitas Dewan Mahasantri dan akan dibicarakan lebih lanjut”. Kata Masnida salah satu Dewan Mahasantri (DM) IAIN Sunan Ampel.
Di Pesantren Al-Jihad hadrah seperti ini juga dijadikan salah satu rutinitas. Bahkan pada bulan Mei 2011 diadakan lomba banjari untuk memperingati ulang tahun al Jihad. Pesantren dibawah naungan Ustadz Imam Chambali tersebut setiap malam senin diramaikan dengan banjari.
IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama) cabang IAIN juga menjadikan hadrah sebagai rutinitas. Biasanya pada malam rabu. Kegiatan tersebut diikuti oleh anggota IPNU, IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) dan juga dari mahasiswa yang lain.
Kegiatan hadrah yang dilakukan oleh mahasiswa ini sangat berpengaruh dalam kehidupan. Khususnya dalam pendidikan. Pendidikan adalah proses mengajar dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh masyarakat. Kelakuan manusia pada hakekatnya hampir seluruhnya bersifat sosial, yakni dipelajari dalam interaksi manusia lainnya. Bahan pelajaran atau isi pendidikan ditentukan oleh kelompok atau masyarakat seseorang. Agar seseorang itu bisa melanjutkan eksistensinya, maka kepada anggota mudanya harus diteruskan nilai-nilai, pengetahuan, ketrampilan dan bentuk kelakuan lainnya yang diharapkan akan dimiliki setiap anggota. Tiap masyarakat meneruskan kebudayaannya dengan beberapa perubahan kepada generasi muda melalui pendidikan, melalui interaksi sosial. Dengan demikian pendidikan erat hubungannya dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan manusia.
Hadrah sangat erat hubungannya dengan pendidikan, khususnya pendidikan nonformal yang dilakukan di luar sekolah. Dengan adanya hadrah, seseorang dapat mendidik dirinya sendiri untuk selalu mengingat budaya yang telah ada, serta bisa menambah ketaatan dan keimanan kepada Nabi Muhammad SAW. Bagi pelantunnya kegiatan ini bisa menambah ketrampilannya dalam mengolah suara. Serta membunyikan rebana bagi yang bertugas rebana. Selain itu hadrah juga memberi pendidikan dalam keserasian, yaitu dalam kesarasian lagu dan suara rebana yang digunakan sebagai alat musiknya. Syair-syair yang digunakan hadrah juga sangat penting dan mendidik, karena juga berisi kata-kata nasehat.
Kita ketahui kegiatan hadrah lumayan lama, dan hal ini pastinya bisa menjadikan seseorang yang kurang suka dengannya pasti merasa bosan dan tidak sabar dalam menunggunya, namun jika hadrah dilakukan secara rutin bisa mendidik kita menjadi senang dengan kegiatan tersebut dan menambah kesabaran untuk selalu mengikutinya hingga selesai.
Hadrah juga bisa berperan sebagai hiburan. Hiburan adalah segala sesuatu baik yang berbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku yang dapat menjadi penghibur atau pelipur hati yang susah atau sedih. Kata-kata yang termasuk menghibur seperti pantun, puisi, dan dongeng-dongeng. Sedangkan tempat yang bisa menghibur tergantung orang yang mengatakan, jika seseorang itu senang dengan kegiatan-kegiatan agamis, maka ia akan menganggap bahwa masjid sebagai hiburan dan tempat pelariannya jika ia mengalami kesusahan, namun jika ia seseorang yang tidak senang dengan kegiatan-kegiatan agamis, maka ia tidak akan pernah mengatakan bahwa masjid maupun tempat-tempat ibadah yang lainnya bisa dimanfaatkan sebagai hiburan. Jika benda sebagai penghibur, contoh televisi, banyak orang yang mengatakan bahwa televisi menjadi salah satu hiburan untuk menghilangkan kelelahan. Suatu pekerjaan juga tergantung pada orangnya yang melakukan pekerjaan itu.
Suatu pekerjaan yang mungkin dianggap membosankan oleh orang lain, kadang bisa menjadi suatu pekerjaan yang sangat menyenangkan bagi orang lainnya. Misal ada seorang mahasiswa yang tidak senang belajar dengan mendengarkan musik, namun disisi lain ada mahasiswa yang sangat senang belajar dengan mendengarkan musik, karena digunakannya untuk hiburan dan agar tidak terasa jenuh.
Pendengar hadrah sangat terhibur olehnya. Dengan mendengar serta mengikuti hadrah seseorang bisa melepaskan diri dari segala rutinitas yang mungkin menjadikannya lelah. Meskipun hadrah sudah akan usai, namun terasa belum selesai, karena semangat dan senang dengan hadrah.
“ Mengikuti hadrah itu sangat asyik dan menyenangkan, karena dapat menghibur hati dikala duka menerjang”. Kata Ulwiyatul untsa, salah satu mahasiswi jurusan KPI (Komunikasi Penyiaran Islam) yang aktif dalam IQMA. Dia juga berkata, “Bila waktu telah menujukan pukul sembilan, acara ini sudah mulai usai, namun rasanya hatiku masih ingin terus”, lanjutnya, ketika saya tanya disebuah tempat tinggalnya, yaitu di Pesantren Mahasiswa IAIN Sunan Ampel yang berada di An-Najihah. Memang keramaian mengabaikan waktu. Saya sendiri juga merasa terhibur dengan kegiatan ini, bahkan saya sering mengikutinya, meskipun saya tidak termasuk anggota IQMA. Selain itu juga terdapat mahasiswa yang mengikutinya setelah jam delapan malam, karena baru saja mengikuti kegiatan yang ada di pesantrennya sendiri. Ini menunjukkan bahwa semangatnya dalam mengikuti hadrah, hingga ia masih mau mengikutinya meskipun terlambat.
Kegiatan tersebut juga bisa meningkatkan nilai sosial yaitu rasa solidaritas kita. Nilai merupakan hal yang diinginkan, hal-hal yang dikejar oleh manusia, dengan derajat kedalaman upaya yang berbeda untuk mencapainya. Nilai-nilai ada yang bersifat abstrak berupa prinsip-prinsip hidup yang dianggap baik, seperti keadilan, keamanan, kebebasan, persamaan, kemanusiaan, kehormatan, dan nasionalisme. Di samping bersifat abstrak, ada pula nilai-nilai yang bersifat kongkret. Seperti pangan, sandang, perumahan, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, sarana perhubungan dan komunikasi.
Nilai sosial berhubungan dengan apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Contohnya yaitu marah merupakan pekerjaan yang dianggap buruk dan sabar merupakan hal yang baik. Solidaritas sosial dalam arti moral diwujudkan dalam bentuk kemauan untuk mengajak sesamanya mengakui dan mengikuti kebenaran serta menjauhi segala kemungkaran. Dengan diadakan kegiatan hadrah secara rutin, bisa menumbuhkan keaktifan mahasiswa, untuk menjalin persaudaraan antar sesama serta bisa bertemu dengan teman-teman yang lain. Setelah bertemu di kampus yang selalu sibuk sendiri-sendiri untuk melakukan aktifitas kuliyah, akhirnya bisa bertemu di acara rutin hadrah. Bahkan ada salah satu mahasiswa yang dengan ikhlas telah memberi makanan ringan untuk saudara-saudarinya yang mengikuti kegiatan tersebut. Biasanya ini dilakukan oleh mahasiswa yang ulang tahun pada hari tersebut. Bahkan hadrah ini juga bisa menghibur orang yang tidak mengikuti kegiatan tersebut, karena sibuk atau lelah, yaitu dengan cara mendengarkannya di rumah masing-masing, karena hadrah menggunakan alat pengeras, sehingga bisa didengarkan oleh orang yang berada di luar lingkungan IAIN Sunan Ampel.
Bila dilihat dari sudut pandang agama, yaitu suatu sistem yang berintikan pada kepercayaan akan kebenaran-kebenaran yang mutlak, disertai segala perangkat yang terintegrasi didalamnya, meliputi tata peribadatan, tata peran para pelaku dan tata benda yang diperlukan untuk mewujudkan agama yang bersangkutan , hadrah merupakan kegiatan berada dalam agama Islam. Hadrah merupakan kegiatan yang baik bagi agama Islam, karena dengan hadrah ini, budaya Islam bisa bertambah bagus dan hidup, serta bisa berkembang dengan kegigihan muslim untuk melestarikan hasil budaya yang beringinan untuk bersholawat kepada Rosulullah. Selain itu hadrah bisa meningkatkan kesabaran seseorang, karena pada umumnya kegiatan hadrah berjalan lama, namun seseorang bisa mengikuti hadrah hingga selesai, seperti yang telah diuraikan di atas. Bahkan mereka merasa terhibur.
Banyak orang yang biasa bergelimpung di dunia agamis, pasti ia tidak akan meninggalkan hadrah. Hadrah menjadi simbol dari agama. Hadrah merupakan budaya Islam yang sebaiknya bisa dilestarikan, karena ini merupakan salah satu seni Islam yang baik, yang bisa meningkatkan pendidikan, serta sosial masyarakat. Selain dua hal tersebut hadrah juga bisa berfungsi sebagai hiburan bagi kita.

DAFTAR PUSTAKA
S. Nasution. 1995. Sosiologi Pendidikan. ( Jakarta: Bumi Aksara)
Surbakti, Ramlan.1999. Memahami Ilmu Politik. (Jakarta: PT Gramedia)
Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel. 2010. Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Program Strata 1 (S1). (Surabaya: IAIN Press)
Sedyawati, Edi. 2006. Budaya Indonesia. (Jakarta: Raja Grafindo Persada)
Zaini D, Abdullah. Asnawi. 2004. Abad Ini. (Purwodadi: gema Suara Pesantren)

2 komentar:

  1. NICE... posting.. menyegarkan hati,,, ditunggu posting selanjutnya, kak...


    Urgently Required
    Easy Speak, A fast-growing National English Language Consultant, is hunting for
    English Tutors
    Qualifications:
    1) Competent, Experienced, or Fresh Graduates
    2) Proficient in English both spoken & written
    3) Friendly, Communicative, & Creative
    4) Available for being placed in one of the following cities:
    a. Batam 0778-460785
    b. Pekanbaru 0761-7641321
    c. Balikpapan 0542-737537
    d. Palembang 0711-350788
    e. Samarinda 0541-273163
    f. Denpasar 0361-422335
    g. Makassar 0411-451510
    h. Semarang 024-3562949
    i. Bandung 022-76660044
    j. Banjarmasin 0511-7069699

    If you meet the qualifications above, please send your resume to: easyspeak.recruiting@gmail.com.
    Or contact our branch offices mentioned above to confirm prior to sending your resume.
    Deadline: July 30, 2011.
    Visit http://www.easyspeak.co.id for further information.
    Make sure that you won’t miss this golden opportunity as the day after tomorrow might be too late for you to compete for this position

    BalasHapus